Pernah terjadi kebakaran di sebuah kampung. Seorang ibu rumah tangga lupa mematikan kompor gas, karena buru-buru mengantar anaknya ke sekolah. Niatnya baik, disiplin waktu. Apa boleh buat, seluruh rumah habis dilalap jago merah. Orang cuma bergumam, lupa itu maha bencana.
Bagi masyarakat digital, lupa bawa gadget/ hand phone bisa kacau aktivitasnya. Bayangkan semua data, program bahkan nomor relasi tidak bisa diakses. Bagi rohaniwan, aplikasi Alkitab yang beragampun ada di situ. Akibat lupa tidak bisa melayani dengan baik. Lain lagi pasien yang harus minum obat secara rutin, karena lupa berakibat penyakitnya kambuh lagi.
Lupa adalah sebuah proses hilangnya kemampuan manusia untuk menyebut kembali apa yang telah kita ketahui sebelumnya. Psikolog Dali Gulo (1982) dan Reber (1988) menggambarkan lupa dengan ketidakmampuan otak kerja kita untuk mengenal atau mengingat sesuatu yang kita alami atau pelajari.
Sering lupa juga bisa terjadi karena adanya gangguan kognitif ringan (mild cognitive impairment / MCI), termasuk pada usia muda. Gangguan kognitif ringan adalah penurunan fungsi kognitif (berpikir dan mengingat) yang ditemukan pada seseorang, yang kondisinya lebih serius untuk individu seusianya.
Apa Kata Alkitab
Murid-murid Yesus juga pernah lupa dalam pelayanan mereka. Dikisahkan dalam Matius 16:5. Pada waktu murid-murid Yesus menyeberang danau, mereka lupa (epelathonto, Verb, Aorist, Indicative, 3rd person, Plural) membawa roti. Epelathonto dari kata dasar epilanthanomai yang artinya to forget, neglect. Ditulis dalam PB sebanyak 18 kali. Berawal lupa membawa roti lalu berdampak pada miskomunikasi yang dimaksud Yesus, yaitu supaya waspada terhadap ajaran orang Farisi dan Saduki.
Demikian juga Yakobus menekankan para audience agar tidak hanya mendengar Firman, tapi bisa melakukan itu sebagai bentuk iman yang nyata. Kalau hanya mendengar Firman tapi tidak melakukannya, diumpamakan seperti seorang yang sedang bercermin melihat mukanya. Dalam Yakobus 1:24 ditulis: “Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa (epelatheto) bagaimana rupanya” Epelatheto adalah Verb, Tense Aorist, Indicative, 3 rd person, Singular, dari kata dasar epilanthanomai.
Lupa Nasihat dan Ajaran
Dikisahkan oleh Salomo, bagaimana ia mendidik anak-anaknya dalam Amsal 3:1 “Janganlah engkau melupakan (epilanthanou) ajaranku” (Alkitab Septaguinta). Epilantahnou dibentuk dari dua kata epi dan lanthanô yang berarti nasihat atau peringatan. Beranjak dari ayat ini ajaran Firman Tuhan sudah ditanamkan sejak dini oleh para ayah sebagai iman dalam keluarga dalam mendidik kebenaran berdasarkan Firman Tuhan.
Kitab Ibrani juga menyebutkan hal yang sama. Dan sudah lupakah (eklelêsthe dalam Verb, Perfect Tense, Indicative, 2nd person, Plural) kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak. (Ibrani 12:5). Kata eklelêsthe berasal dari kata dasar eklanthanomai yang artinya melupakan (sama sekali) tentang nasihat dan peringatan, hanya ditulis satu kali dalam PB.
Melupakan yang Tidak Baik
Jangan lupa membaca Firman Tuhan dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari adalah nasihat yang perlu dicamkan. Bukankah “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” (Mazmur 119:105). Firman yang menerangi kita dari atas, yang menopang kita dari bawah ketika kita putus harap. Yang menuntun kita dari depan agar kita tahu rencana Tuhan dan yang mendorong dari belakang untuk kita terus maju mewartakan Injil Yesus Kristus.
Kebanyakan mereka yang serius lebih banyak ingat akan kejadian yang menyakitkan dirinya. Sebaliknya mereka yang easy going, tidak terlalu peduli (cuek) apa kata orang tentang dirinya sekalipun itu menyakitkan. Dalam hal ini Paulus mengajarkan kepada jemaat Filipi untuk melupakan masa lalu yang kelam.
Dalam Filipi 3:13-14 “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap bahwa aku telah menangkapnya, tetapi aku melupakan (epilanthanomenos) apa yang di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang ada di hadapanku, dan berlari-lari untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Yesus Kristus”. Epilanthanomenos adalah Verb, Present Tense, Nominative, Masculine, Singular, berasal dari kata epilanthanomai seperti di Matius 16:5.
Tentu melupakan yang bersifat positif ialah melupakan segala dosa dan kejahatan bahkan akar pahit (Ibrani 12:15) yang menggangu pertumbuhan iman kita kepada Tuhan Yesus. Itu yang dimaksud oleh Rasul Paulus agar kita fokus ke depan memenuhi panggilan surgawi.
Dosa itu pasti buruk untuk kehidupan, kalau sudah mengerti buruk, maka janganlah mengulang kembali. Sederhana saja, dimulai seperti berbuat baik dan berdoa minta hikmat dan bimbingan Tuhan. Mungkin kita bisa berkata orang yang pelupa adalah orang yang kurang peka terhadap kehidupannya. Itulah alasan kita sebagai teman baiknya untuk selalu menasihatinya dalam kehidupan keseharian. Sahabat sejati tidak harus selalu sependapat atau bahkan seiman.
Sahabat sejati bisa saja orang yang dulu pernah menyakiti kita dan sekarang menjadi akrab dengan kita. Yang penting kita bisa mengampuni dan tidak mengingat-ingat kesalahannya lagi. Ingatlah manusia selalu berubah, manusia itu makhluk yang rentan, dimana mereka sulit untuk konsisten dengan kehidupan mereka.
Lupakanlah hal yang tidak perlu, namun jangan pernah lupakan kesempatan hidup yang dibaharui oleh Roh Kudus. Jangan pandang lupa itu masalah yang sepele, karena kita diberi hikmat oleh Tuhan itu untuk berbuat yang baik, bukan untuk lupa berbuat baik.
Mengingat yang Baik
Kebalikan dari lupa adalah mengingat yang paling baik, yaitu kasih karunia yang Tuhan sudah berikan kepada kita. Melalui karya-Nya kita memperoleh keselamatan di dalam Tuhan Yesus. “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman. Itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah”. (Efesus 2:8). Bersyukur bagi orang percaya, ada Roh Kudus yang diam dalam dirinya.
“Tetapi Penghibur (Parakletos) yaitu Roh Kudus (to pneuma to hagion), yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan (hupomnêsei) kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu”. (Yohanes 14:26). Hupomnêsei adalah Verb, Future Tense, Indicative, Active, 3rd person, Singular, berasal dari kata kerja hupomimnêskô yang artinya mengingatkan, to remind, to remember. Kata ini dipakai 17 kali dalam P.B.
Dalam bentuk Noun, ditulis dalam Lukas 22;19 dan diulang lagi oleh rasul Paulus dalam 1 Korintus 11:24 “dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecahkannya dan berkata: “Inilah tubuh-Ku (touto mou estin to sôma), yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan (anamnêsin) akan Aku”. Sintaksis kata anamnesin: Noun. Accusative, Feminine, Singular; berasal dari kata anamnêsis artinya peringatan, remembrance. Digunakan hanya empat kali dalam P.B. Idem ditto Yohanes 11:25. Kedua ayat inilah yang selalu dibacakan pada waktu pelayanan Perjamuan Kudus.


