“Sinergi adalah apa yang terjadi ketika satu tambah satu sama dengan sepuluh atau seratus atau bahkan seribu. Ini adalah hasil mendalam ketika dua atau lebih manusia yang penuh hormat memutuskan untuk melampaui ide-ide mereka sebelumnya untuk menghadapi tantangan besar” (Stephen Covey).
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998): sinergi adalah kerjasama antara dua orang atau organisasi yang hasil keseluruhannya lebih besar daripada jumlah hasil yang dicapai jika masing-masing bekerja sendiri. Sedangkan Stephen Covey memakai bahasa hiperbola, satu tambah satu sama dengan sepuluh. Padahal waktu pertama kita belajar matematika, satu tambah satu adalah dua.
Kata sinergi berasal dari bahasa Yunani sunergos yang berarti teman sekerja. Berasal dari kata ‘sun’ yang artinya bersama dan ‘ergon’ yang artinya pekerjaan. Dipakai 13 kali dalam PB. Misal dalam Roma 16:3, Paulus menyebut Priskila dan Akwila teman-teman sekerjanya. Jadi sinergi adalah proses interaksi yang menghasilkan suatu keseimbangan yang harmonis sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang optimal.

Gereja Didirikan Kristus
Kata gereja pertama kali disebut dalam Matius 16:18, Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan gereja-Ku (oikodomesô mou tên ekklêsian) dan alam maut tidak akan menguasainya.” (TB2). Kata ekklêsian adalah Noun/ Accusative/ Feminine/ Singular dari kata dasar ekklesia yang diterjemahkan gereja. Kata ini digunakan dalam P.B. sebanyak 114 kali, yang maknanya: dewan, pertemuan, jemaat, jemaat Kristen.
Kata ‘ekklesia’ berasal dari kata depan/preposisition ‘ek’ yang artinya ‘keluar dari’ dan kata kerja kaleô yang berarti ‘memanggil’. Dalam 1 Petrus 2:9 “Namun kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia yang telah memanggil (kalesantos) kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.” (TB2). Kata kalesantos adalah Verb/ Tenses Aorist/ Active/ Genitive/ Masculine/ Singular dari kata dasar kaleô.
Alkitab TB menerjemahkan ekklesia hanya dengan kata jemaat, sedang Alkitab TB2 menerjemahkan gereja dan jemaat dilihat konteksnya. Menurut Louis Berkhof, kata gereja/ jemaat digunakan setidaknya dalam lima cara berbeda dalam Perjanjian Baru:
- Gereja Lokal: Kisah Para Rasul 5:11
- Pertemuan jemaat di rumah seseorang: Kolose 4:15
- Jemaat di wilayah geografis tertentu: Kisah Para Rasul 9:31
- Gereja dengan fungsinya: 1 Korintus 12:28
- Orang percaya yang dipersatukan dengan Kristus: Kolose 1:18
Dipanggil Keluar
Beranjak dari pengertian ekklesia, maka panggilan gereja bukan hanya untuk dirinya sendiri. Sesuai dengan fungsinya, maka gereja harus menggarami dan bersinar bagi masyarakat sekeliling. Gereja bukan komunitas atau paguyuban yang eksklusif dan introvert, tetapi gereja harus inklusif dan berwawasan extrovert.
Bersyukur hal ini diteladani oleh tokoh dunia, Dietrich Bonhoeffer (1906-1945) lahir di Breslau, Jerman (kini Wroclaw, Polandia). Dia adalah seorang pendeta gereja Protestan dan teolog Lutheran yang aktif dalam perlawanan Jerman terhadap pelbagai kebijakan Hitler dan Nazi. Ada kata bijak Dietrich Bonhoeffer yang perlu kita teladani dalam bergereja: “Gereja harus ikut ambil bagian dalam masalah sekuler kehidupan manusia biasa, bukan mendominasi, tetapi membantu dan melayani.”
Di Indonesia kita mengenal Dr. Johannes Leimena (1905-1977) adalah seorang dokter lulusan Fakultas Kedokteran Stovia, Belanda tahun 1930. Leimena adalah salah satu pendiri Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI) yang didirikan pada 25 Mei 1950 di Jakarta. Itulah kerinduan umat Kristen di Indonesia untuk mempersatukan kembali Gereja sebagai Tubuh Kristus yang terpecah-pecah. Karena itu, PGI menyatakan bahwa tujuan pembentukannya adalah “Mewujudkan Gereja Kristen Yang Esa di Indonesia.” Leimena juga seorang politisi, dan Pahlawan Nasional Indonesia. Ia tercatat sebagai menteri yang menjabat paling lama selama 20 tahun dalam pemerintahan presiden Soekarno. Satu-satunya orang yang pernah dipercaya hingga tujuh kali sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia.
Bagaimana prinsip GKI menyikapi panggilan misi Allah?. Tata Gereja GKI tahun 2009, pada Mukadimah butir (3) digariskan: Dalam rangka berperan serta mengerjakan misi Allah, gereja melaksanakan misinya. Misi gereja itu dilaksanakan oleh ‘seluruh anggota gereja’ dalam konteks masyarakat, bangsa, dan negara di mana gereja ditempatkan. Ini berarti tiap insan GKI harus punya hati untuk misi ke masyarakat sekelilingnya.
Eksistensi Lembaga Gereja Aras Nasional
Di lingkup nasional ada Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI) eksis 25 Mei 1950. Kemudian menjadi Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI). Aras nasional ini lebih dikenal dengan istilah ecumenical. Itulah sebabnya bulan Mei dijadikan bulan Ekumene.
Kemudian lahirlah Persekutuan Injili Indonesia (PII) tahun 1971 lalu diubah menjadi Persekutuan Gereja Lembaga Injili Indonesia (PGLII). Kelompok ini lebih menekankan gereja pada aspek evangelical. Lalu Gereja-gereja Pentakosta membentuk Dewan Pantekosta di Surabaya tgl.14 September 1979, yang kemudian 22 Oktober 1998 diubah menjadi Persekutuan Gereja-gereja Pantekosta (PGPI). Kelompok ini lebih mengutamakan aspek Pentacostal.
Di aras nasional masih ada Gabungan Gereja Baptis Indonesia (GGBI) yang dibentuk 12 Agustus 1971. Belum lagi gereja-gereja Advent menghimpun wadah nasional Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK), Gabungan Gereja Baptis Indonesia (GGBI), Gereja Bala Keselamatan. Ada lagi Gereja Orthodox Indonesia, yang mempunyai jemaat-jemaat di pelbagai kota di Indonesia.
Skisma atau Multiplikasi?
Skisma adalah kondisi perselisihan yang terjadi di dalam suatu agama. Perpecahan ini dapat terjadi antar individu di dalam suatu organisasi, atau denominasi agama. Istilah ini paling sering digunakan untuk menyebut perpecahan antar kelompok umat beragama yang sebelumnya merupakan satu kelompok tunggal. Pada umumnya skisma terjadi dalam gereja lebih dominan karena faktor manusia dalam hal ini adalah pemimpinnya. Fokusnya bukan lagi pada panggilan Tuhan, tetapi lebih diwarnai oleh hasrat dan kepentingan pribadinya.
Bicara multiplikasi, memang ada pertumbuhan gereja secara menyeluruh. Bilangan Research Centre (BRC) memberikan data apa penyebab dari pertumbuhan tersebut? Ada tujuh penyebab, yaitu: 1. Pindah dari gereja lain 45,7 persen. 2. Pertumbuhan biologis (memiliki anak) 23,8 persen. 3. Perkawinan dengan agama lain 11,7 persen. 4. Konversi (pindah dari agama lain) 8,7 persen. 5. Pindah tempat tinggal 2.2 persen. 6. Penginjilan 1,7 persen. 7. Lainnya 8,2 persen.
Jauh sebelumnya pada masa gereja awal, Paulus sudah mengingatkan kepada jemaat di Korintus. “Aku khawatir akan adanya perselisihan, iri hati, kemarahan, kepentingan diri sendiri, fitnah, pergunjingan, keangkuhan, dan kerusuhan”. (2 Korintus 12:20b – TB2).
GMKI Anak Kandung Gereja
GMKI adalah organisasi kemahasiswaan yang mempunyai trilogi panggilan yang sama dengan gereja, yaitu persekutuan-pelayanan-kesaksian. Berawal dari pergerakan mahasiswa Kristen di era penjajahan Belanda, lahirlah Christelijke Studenten Vereeniging op Java (CSV) pada 28 Desember 1932 di Kaliurang, Yogyakarta. Organisasi ini berkiprah atas prakarsa Leimena juga, yang kemudian mendirikan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) pada tanggal 9 Februari 1950. GMKI inilah yang mengikrarkan eksistensinya sebagai ‘anak kandung gereja’ dan yang mencanangkan mottonya: ‘Ut Omens Unum Sint’ yang artinya ‘supaya semuanya menjadi satu’
Dari sini jelas ada relasi dan interaksi antara gereja dan para gereja (parachurch). Gereja sebagai lembaga keagamaan yang secara rutin menyelenggarakan ritual dan misi penggembalaannya. Tidaklah cukup membina anggota gereja di bidang kemahasiswaan yang berkarya di kampus-kampus. Gereja juga butuh kepanjangan tangannya di bidang pendidikan seperti sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang mempunyai misi yang sama. Bukankah dalam Amanat Agung Kristus juga tersirat kata untuk ‘menjadikan murid’? Murid bukan dilahirkan, tetapi murid harus dijadikan.
Sebagai para gereja lahir pula Gerakan Siswa Kristen Indonesia (GSKI), di bidang pemuda ada Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI). Padahal di tahun 60-an GKI juga mempunyai Pergerakan Pemuda Gereja Kristen Indonesia (PPGKI), namun kiprahnya hanya di lingkup setempat. Kini wadah PPGKI sudah diubah menjadi Komisi Pemuda yang saat ini dikategorikan sebagai bidang pelayanan gerejawi.
Jelas organisasi intra gerejani ini kurang berkiprah secara maksimal, dibandingkan GAMKI yang anggotanya dari pelbagai anggota gereja. Selain GMKI lahir pula organisasi kemahasiswaan lain seperti Perkantas, Laharoy, LPMII.

PIKI Mitra Gereja
Kemitraan Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) dengan Gereja sudah terjalin sejak lama, walaupun tidak secara institusional. Para tokoh PIKI adalah tokoh Gereja yang sejak dulu ingin mempersatukan gereja-gereja di Indonesia. Sebagai ilmuwan, PIKI tidak meninggalkan titik pijaknya yaitu Firman Allah dalam PL dan PB. Maka PIKI juga mendalami persekutuan (koinonia) antar anggotanya. Sebagai pengejawantahan iman, maka PIKI juga berkiprah melayani (diakonia) secara preventif dan kuratif.
PIKI juga tidak meninggalkan misinya dalam kesaksian (marturia) dengan mewartakan Injil menggenapi Amanat Agung Kristus. Karena itulah PIKI disebut sebagai mitra Gereja yang memiliki kesamaan trilogi tugasnya di masyarakat.
PIKI mengundang semua lembaga gereja dan para gereja pada pelantikan DPD PIKI Provinsi Jatim masa bakti 2021-2026, yang digelar Sabtu 29-01-22 di Hotel Royal Tulip Darmo Surabaya.
Berlanjut tanggal 15-08-2023 PIKI Jatim bersinergi dengan semua gereja aras nasional melalui acara Christian Leaders’ Gathering. Yang hadir adalah pengurus PGIW Jatim, PGLII Jatim, PGPI Jatim dan para gereja yaitu: JKLPK Jatim, GAMKI Jatim, GMKI Jatim, PWKI Jatim, MPWK Jatim, BAMAG, Yayasan Pondok Kasih dan Yayasan Penerbitan Berkat Surabaya. Pertemuan ini membahas perkembangan terkini Geopolitik dan Ekonomi Indonesia. Apa peran gereja dan umat Kristen dalam melaksanakan fungsi profetis bagi kemajuan bangsa yang dipaparkan oleh Laksamana (Purn) Bernard Kent Sondakh dan dimoderatori oleh Dr. Ronny Mustamu, M.M. selaku Sekum DPD PIKI Jatim. Semoga sinergi Gereja dan para gereja terus berkesinambungan. “Sunguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara berdiam bersama dengan rukun” (Mazmur 133:1- TB2).