Lagu memiliki kekuatan untuk membangkitkan emosi, membuat orang bisa bergembira, sedih, semangat atau putus asa. Dari lagu “The End of the World” nya Skeeter Davis tahun 1962 hingga “Sepanjang Jalan Kenangan” nya Tetty Kadi yang diciptakan Titin Watimena.
Kini beberapa komunitas yang getol mengadakan reuni kebanyakan menyanyikan lagu legendaris ini sebagai penutup acara reuni. Dari sebuah lantunan nada dan kata, mampu membawa kita kepada kenangan masa lalu yang berkesan. Ya, musik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Lagu-lagu ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mempererat tali silaturahmi dan membangun empati antar sesama.
Lagu Anak-anak
Mengenal lagu-lagu sejak kecil, membantu anak berkembang secara kognitif, emosional, sosial maupun spiritual. Bernyanyi membuat anak gembira dan bahagia. Apalagi kalau anak menyanyi sendiri dan mendapat apresiasi, itu makin mendorong percaya dirinya. Hal ini juga mengembangkan koordinasi motorik terutama saat menyanyi disertai gerakan tubuh atau dengan bermain alat musik.
Lagu membantu anak mengenal kosakata, pelafalan dan struktur kalimat. Karena itu lagu untuk anak dibuat sesingkat mungkin agar mudah dihafal. Lagu itulah yang mengenalkan anak pada budaya yang beraneka ragam di tanah air. Lebih jauh sejak dini ditanamkan rasa nasionalis terhadap wawasan kebangsaan yang pluralistis. Bernyanyi bersama membuat hubungan sosial yang baik bahkan membangun empati si anak terhadap teman dekatnya.
Lagu Sekolah Minggu
Lagu mempunyai daya imajinasi menyentuh hari, membentuk kebiasaan berperilaku rohani dalam keseharian anak. Melalui lagu anak lebih mudah menyerap kebenaran Firman Tuhan jika disampaikan dengan cara yang ceria dan akrab. Melalui lagu anak tanpa sadar sudah menghafal ayat Firman Tuhan.
Ini contoh lirik lagu “Jesus Love me.”
Jesus love me, this I know, for the Bible tells me so.
Little ones to Him belong. They are weak, but He is strong.
Reff:Yes Yesus love me. (3x). The Bible tells me so.
Lagu ini paling terkenal dan membuat hati terasa ada aliran kasih dari Bapa di surga. Konon lagu ini telah dinyanyikan lebih dari 500 bahasa dan dialek secara global di seluruh dunia. Lagu ini bersifat alkitabiah dan universal yang menceritakan kasih Tuhan yang abadi. Karena kita berada di tanah Jawa, ada baiknya saya mengutip lagu itu dalam bahasa Jawa juga:
Yesus nresnani aku. Aku ngerti kuwi mesthi.
Awit Kitab Suci kandha, aku dadi kagungane.
Ref: Yesus nresnani aku (3x)
Kitab Suci kandha kuwi.
Dari Anak sampai Lansia
Bagi komunitas lansia, bersenandung adalah hiburan yang segar. Kata Amsal 17:22a: Hati yang gembira adalah obat yang manjur. Ya, membangun sukacita dan keakraban di antara para sesepuh. Bernostalgia tentang iman dalam suasana penguatan batin. Uniknya, lagu Jesus love me ini juga disukai komunitas Senior yang kata-katanya diaransir indah seperti ini.
Though my hair is white as snow
Jesus loves me this I know
And though my eyes are growing dim
I will always look to Him
Ref: Yes Jesus loves me (3x).
The Bible tells me so
I’m getting older this I know
And my steps are getting slow
But He takes me by the hand
And leads me to the promised land
Ref: Yes Jesus loves me (3x)
The Bible tells me so.
They say my memory’s not as good
As it was in my boyhood
But I won’t let them put me down
I’ll sing this song all over town
Ref: Yes Jesus love me (3x)
The Bible tells me so.
Lagu yang menyatukan
Eksisnya sebuah “gereja baru” Sinode GKI di Indonesia sebagai buah penyatuan dari tiga Sinode GKI Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur memberi teladan yang baik bagi lembaga gereja yang lain. Sinode GKI yang didirikan 26 Agustus 1988 di Jakarta ini bercorak Presbiterial Sinodal. Setiap memperingati hari jadi GKI, diseluruh kebaktian GKI diawali dengan menyanyikan Himne “Berderaplah satu”. Lagu ini menjadi simbol kesatuan dan semangat bagi GKI.
Berderaplah satu, pertegap langkahmu
Junjunglah panggilan–Nya, perjuangkan kasih–Nya
Bergandengan erat, rintanganmu berat,
‘tuk masyhurkan beritakan perdamaian kekal.
Kristus adalah Kepala G’reja–Nya,
Roh–Nya pun tetap membimbing umat–Nya.
Berbarislah utuh, bersatulah teguh,
Hai seluruh Gereja Kristen Indonesia
Lagu yang Meng-Esa
Lagu bisa juga membawa suasana syahdu-menyatu ketika orang Kristen dari pelbagai denominasi melantunkan: “Kami memuji kebesaran-Mu.Ajaib Tuhan, ajaib Tuhan. Kami memuji Kebesaran-Mu. Ajaib Tuhan, ajaib Tuhan” Biasanya lagu ini dilantunkan pada awal ibadah yang bersifat ekumenis. Lagu ini dipetik refreinnya saja dari yang aslinya adalah lagu How Great Thou Art, karya Carl Boberg yang lahir tahun 1859 di Monsteras, Swedia. Karyanya menjadi popular dinyanyikan oleh jutaan orang yang membawa kekaguman akan kebesaran Tuhan.
Ada lagi lagu “Bapa trima kasih, Bapa trima kasih. Bapa di dalam surga, ku bertrima kasih, Amin” ini biasanya dinyanyikan pada akhir ibadah. Lagu itu mudah dinyanyikan semua orang. Tua-muda, mereka menyanyi dengan spontan seperti orang bertutur apa adanya. Dan yang membuat lagu itu komunikatif karena pendek baitnya, mudah dihafal dan gampang dinyanyikan melodinya.
Wajah-wajah yang lembut, tangan-tangan yang terulur, bahkan mata yang berkaca-kaca. Di momen itu, seolah tembok-tembok gerejawi, perbedaan doktrin dan latar belakang denominasi larut sejenak dalam harmoni kasih Kristus.
Sejatinya lagu mengungkapkan kebenaran terdalam dari iman Kristen, yaitu kita semua satu keluarga di dalam Kristus. Saat bernyanyi bersama, sekat menjadi kabur. Musik menyentuh sisi terdalam manusia. Ketika kita menyanyikan kebenaran secara bersama-sama, hati yang terbuka akan merasakan kehadiran Roh Kudus yang menyatukan, bukan memecah. Lagu adalah doa sekaligus deklarasi agar itu menjadi nyata. Diwujudkan dalam sikap, pelayanan dan relasi sehari-hari. Ut Omnes Unum Sint.