HomeTip KesehatanTiga Hal Perlu Diperhatikan Saat Anda Menjadi Pasien

Tiga Hal Perlu Diperhatikan Saat Anda Menjadi Pasien

KEBIASAAN yang salah ketika dokter bertanya, “Anda sakit apa?” Membuat pasien bingung saat menjawab. Bukankah tujuan pasien datang ke dokter agar tahu penyakitnya kemudian diobati? Kemudian pasien menjawab, “Sakit panas Dok.” Itu juga hal yang salah kaprah, sebab yang dimaksud dokter, “Apa keluhan Anda?” Gejala tidak identik dengan penyakit. Demam, batuk, darah tinggi, kurang darah, gatal-gatal, dan diare bukan nama penyakit tapi gejala suatu penyakit.

Gejala dan keluhan dikumpulkan, dicampur dengan tanda-tanda penyakit yang dilihat, didengar dokter, lalu diaduk dengan semua temuan dari pemeriksaan badan. Alhasil, sebuah diagnosis bisa jitu, tetapi bisa juga meleset.

Selain suka rancu, rata-rata pasien juga hobi ngalor-ngidul kalau mengungkapkan keluhannya. Pasien sering kurang tajam membedakan mana keluhan yang “ranting” mana yang “dahan” dan “batang”. Dokter yang cerdik selalu memandu pasiennya agar hanya mengungkapkan alasan kuat yang mendorong pasien datang berobat. Ini yang dijadikan pedoman dalam mengarahkan pikiran dokter untuk sebuah diagnosis.

Dokter tak selalu mudah menghayati pasien. Karena dokter belum tentu pernah mengalami sendiri setiap keluhan pasiennya. Sekolah kedokteran tidak mensyaratkan setiap dokter harus pernah merasakan nyeri haid atau melahirkan, atau harus mengalami sakit raja singa dulu supaya bisa mengobatinya.

Mampu tidaknya seorang dokter dalam menangkap keluhan-keluhan pasiennya amat tergantung dari pengalaman dan bekal medis yang dimilikinya. Pasien tifus bisa datang dengan keluhan demam, yang lain bilang sakit perut, yang lain lagi bilang sakit kepala. Dokter berpengalaman yang ijazahnya bukan aspal dan jarang bolos kuliah, mungkin baru dengan melihat saja bisa tahu pasien tifus sama jelasnnya dengan pasien TBC.

Tidak Semua Penyakit Perlu Obat

Pasien yang datang berobat ke dokter sebagian besar bukan karena penyakit berat. Rata-rata bisa sembuh sendiri, bahkan sekali pun tanpa obat. Fungsi obat lebih karena sugesti pasien sendiri. Tipe pasien yang langsung sembuh begitu ketemu dokter membuktikan bahwa obat tidak selalu diperlukan. Fenomena anak yang langsung sembuh begitu dipegang dokternya juga memberi arti tubuhnya tersugesti dokter terhadap pasiennya.

Sekarang pemeriksaan dengan alat canggih sering kali lebih sekadar mengikuti mode ketimbang fungsinya. Tak perlu iri jika untuk keluhan yang sama dengan orang lain tapi kita tidak diperiksa dengan alat canggih, karena mungkin kondisi penyakitnya tak sama.

Alat canggih yang dipakai secara tidak tepat dan salah alamat menambah tinggi biaya berobat. Sekali lagi alat-alat itu hanya membantu, bukan satu-satunya cara dokter mendiagnosis. Belum tentu dengan alat lebih canggih diagnosis lebih jitu.

Kesembuhan penyakit tidak ditentukan oleh mahal tidaknya obat, melainkan ketepatan dokter memilihkan obat untuk diagnosisnya yang jitu. Obat yang salah alamat, betapa pun mahalnya tidak mungkin menyembuhkan. Sebaliknya, obat yang murah namun tepat alamat, pasti tokcer.

Ada obat murah yang memang bermutu, ada juga obat mahal namun kurang bermutu. Keraguan pasien terhadap obat yang diminumnya ikut menentukan kesembuhannya. Tapi kalau ada obat yang lebih murah dan bisa menyembuhkan, mengapa harus pilih yang mahal?

Kesembuhan Tidak Seperti Makan Cabai

Tidak ada penyakit bisa langsung sembuh begitu obat diminum. Yang mereda gejala dan keluhannya, sedang panyakitnya masih membara. Jangan pindah dokter dulu sebelum obat dihabiskan. Karena pasien mengira penyakit itu identik dengan gejala, maka hilangnya gejala dinilai sama dengan sembuh. Karena itu banyak dokter dituntut pasien untuk lebih mengutamakan pengobatan menghilangkan keluhan gejala atau simtomatik ketimbang obat untuk membasmi akar penyakitnya. Itu sebabnya resep sekarang lebih panjang karena lebih banyak obat diresepkan, yang sebetulnya kurang perlu.

Gejala nyeri kepala, demam, mual, diare, yang merupakan bagian dari suatu penyakit tak selalu perlu diberi obat. Yang diobati penyebab timbulnya keluhan dan gejala tersebut. Anak yang radang tenggorokan, selain demam dan batuk sering pula diare. Diare tidak selalu berarti ada gangguan usus, melainkan bagian dari penyakit radang tenggorokannya yang tak perlu diobati. Begitu juga kalau mual dan muntah. Obat pereda keluhan dan gejala baru diberikan kalau kondisinya sudah mengganggu. Misalnya, akibat demam anak menjadi kejang, atau akibat batuk sampai muntah berkali-kali atau diarenya sampai membuat kekurangan cairan.

Tak Semua Penyakit Bisa Diobati Sendiri

Pilihan pasien mengobati penyakit sendiri tak selalu salah. Untuk gangguan dan keluhan sementara dan bisa mereda dengan obat bebas (OTC) tak perlu bantuan dokter. Tapi jika keluhan dan gejala menetap atau memburuk, jangan tunda pergi ke dokter.

Pasien kencing manis dan darah tinggi cenderung melanjutkan sendiri pengobatannya lantaran merasa bisa bebas membeli obat. Kebiasaan ini bisa berbahaya akibat dosis dan efek sampingan yang tak terpikirkan oleh pasien. Kadar gula atau tekanan darah anjlok lebih berbahaya dibandingkan dengan sedikit tinggi. Pemakaian obat secara rutin dan lama cenderung bisa menimbulkan kondisi demikian kalau tidak diawasi dokter.

Kebiasaan buruk lain dalam mengobati sendiri, karena obat yang sama dipakai untuk keluhan dan gejala yang sama. Obat tetes mata yang mengandung bahan kortison, misalnya, bisa berbahaya jika dipakai untuk semua penyakit mata. Demikian pula untuk salep kulit, bahkan untuk pilihan obat bebas pun perlu batas. Betapa pun bebas pemakaian dan sederhananya obat, semua tetap punya efek sampingan.

Suatu obat atau healing secara ilmiah bisa dinilai bermakna khasiatnya jika berhasil menyembuhkan semua pasien dengan penyakit yang sama. Selama masih ada yang tidak berhasil disembuhkan berarti masih memuat faktor kebetulan dalam kesembuhannya. Kita tahu faktor kejiwaan pun ikut berperan dalam kesembuhan. Rasa yakin dan berpikir positif yang kuat turut membantu proses kesembuhan pasien juga.

(Dr. Handrawan Nadesul)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments