Surabaya – Pada tanggal 4 Maret 2025, Badan Musayawarah Antar Gereja (BAMAG) Kota Surabaya mengadakan Pesekutuan Doa (PD) bualanan di GKI (Gereja Kristen Indonesia) Wiyung Royal Residence Surabaya. Acara ini dihadiri oleh Ketua Umum BAMAG, Boedi Sentosa, serta segenap pengurus dan beberapa jemaat gereja dari pelbagai denominasi.

Acara dimulai dengan penjelasan dari Willy Purwosuito, salah satu penasihat BAMAG dari GKI, tentang awal mula berdirinya GKI Wiyung. Berawal dari Pos PKP (Persekutuan, Kesaksian dan Pelayanan) yang kemudian berkembang menjadi Bakal Jemaat (Bajem) di tahun 2012.
Setelah beberapa kali berpindah-pindah tempat ibadah, GKI Wiyung akhirnya menempati lokasi saat ini. “GKI Wiyung ini sebuah anugerah Tuhan. Gereja ini juga memberi kesaksian yang baik bagi gereja-gereja lainnya,” imbuh Willy.
Kotbah pada acara ini disampaikan oleh Pdt. Sutrisno dari GKI Wiyung dengan tema “Zona Nyaman Tak Selamanya Aman”. Kotbah ini dilandaskan dari Kejadian 13:10-18 dan menekankan pentingnya tidak terlena oleh zona nyaman dan selalu mengandalkan kehendak Tuhan dalam menjalani panggilan pelayanan.
“Ketika semua terlihat baik-baik saja, nyaman, situasinya kondusif, hati-hatilah karena di sana masih tersisipkan sebuah ancaman yang bisa menimpa kita,” ingat Pdt. Sutrisno lebih lanjut.
Selain kotbah, acara ini juga dimeriahkan oleh Tim Angklung dari Pindok Kasih dan Paduan Suara anak GKJW Waru. Selain itu juga ada pemaparan dari BPJS Ketenagakerjaan tentang manfaat bagi para hamba Tuhan yang bekerja penuh waktu.
Presentasi dari Komunitas Merajut GKI Wiyung memberi inspirasi dan motivasi kita semua. Komunitas dengan brand ‘Weyoung’ ini bahkan telah lolos kurasi masuk di galeri Uniqlo Pakuwon Mall Surabaya.

Sementara itu, Ketua Umum BAMAG, Boedi Sentosa dalam sambutannya mengingatkan kepada seluruh hamba Tuhan untuk semakin solid dalam mengupayakan kesatuan umat Kristen dan kesejahteraan bagi Kota di mana kita tinggal. Acara ini diharapkan dapat memperkuat kesatuan dan kesejahteraan di Kota Surabaya. (doc/brkt)