HomeJelajah KameraPenahbisan Bersama Tiga Pendeta: “Standing on God’s Promises”

Penahbisan Bersama Tiga Pendeta: “Standing on God’s Promises”

PERISTIWA penahbisan seseorang menjadi seorang pendeta tentunya sebuah peristiwa yang penting dan menarik. Apalagi jika acara penahbisan itu terjadi di masa pandemi seperti sekarang ini. Pandemi Covid-19 yang dimulai sejak Maret 2020 lalu, dan tanpa terasa telah berjalan lebih dari satu tahun, membuat gereja-gereja ada dalam keterbatasan sehingga tidak dapat melaksanakan ibadah seperti biasanya.

Kini muncul ibadah secara online di samping ada yang onsite dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Dalam keadaan seperti ini, acara penahbisan menjadi sesuatu yang sulit dilakukan. Karena itu ada banyak calon pendeta GKI yang telah melewati percakapan gerejawi dan telah dinyatakan “layak” untuk menjadi pendeta GKI, terpaksa “parkir” menunggu waktu penahbisan yang tertunda.

Dengan adanya kebijakan sinode untuk melakukan ibadah penahbisan pendeta, maka penahbisan yang terjadi pada tanggal 29 Maret 2021 di GKI Kranggan adalah ibadah penahbisan yang dilaksanakan ke sekian kali setelah penahbisan-penahbisan sebelumnya yang dilaksanakan secara bersama (lebih dari satu orang pendeta dan dari beberapa gereja). Ibadah penahbisan ini dilaksanakan dalam pembatasan jumlah kehadiran dan dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat.

Sama seperti ibadah penahbisan sebelumnya, ibadah penahbisan yang dilaksanakan di GKI Kranggan pada hari Senin ini telah menahbiskan beberapa orang penatua ke dalam jabatan pendeta. Mereka adalah Pnt. Christina F.U. Ospara (GKI Kranggan), Pnt. Dimas Samuel (GKI Terate), dan Pnt. Yonathan Adi Septianta (GKI Jatibarang). Ibadah Penahbisan ini dilayankan oleh Pdt. Cordelia Gunawan.

Dalam ibadah Penahbisan Pendeta itu, Pdt. Cordelia Gunawan yang melayankan ibadah tersebut mengatakan, bahwa seorang yang menanggapi panggilan Allah, baik untuk menjadi orang yang percaya kepada Allah atau pun yang terpanggil menjadi seorang hamba atau pelayan Allah, tidak begitu saja menjadi orang yang terbebas dan tidak akan mengalami kesulitan dalam hidupnya.

Beliau mengambil contoh dari seorang Vietnam yang bekerja sebagai reporter atau wartawan dari sebuah media masa Amerika di Vietnam. Ia menjadi seorang yang percaya kepada Yesus dan memutuskan menjadi seorang Kristen dan percaya penuh kepada Tuhan Yesus. Justru karena kepercayaannya kepada Yesus itulah ia mengalami banyak kesulitan dalam kehidupannya. Ia dituduh sebagai mata-mata asing, ditangkap dan ditahan. Dalam keadaan yang menyulitkan itu, ia tetap percaya akan janji dan kasih Allah kepada umat-Nya. Karena itu ia tetap setia sekali pun ada dalam penderitaan.

Senada dengan itu, ketiga calon Pendeta yang ditahbiskan juga men-sharingkan refleksi pergumulan yang dialaminya. Pnt. Dimas Samuel harus mengalami dua kali penundaan untuk penahbisan karena terpapar Covid-19. Ketika terpapar itu tentunya tidak mudah menghadapi dan melewati masa-masa tersebut. Namun, ia yakin akan janji penyertaan Allah. Karena itu ia tetap berdiri teguh dalam janji-janji Allah.

Pnt. Yonathan Adi juga harus mengalami hal-hal yang tidak mudah dalam mempersiapkan diri untuk proses percakapan gerejawi dan hal lainnya dalam pelayanannya di GKI Jatibarang. Demikian juga yang dialami Pnt. Christina F.U. Ospara. Mereka tetap yakin akan penyertaan Tuhan dan pertolongan-Nya. Karena itu, mereka tetap memilih “Standing On God’s Promises”, seperti yang menjadi tema ibadah penahbisan itu.

Sekilas GKI Kranggan

GKI Kranggan adalah gereja yang mungkin masih tergolong muda. Baru lima belas tahun dilembagakan sejak tahun 2005. Semula gedung gereja ada di Jalan Raya Kranggan, Jati Sampurna, Bekasi dengan menggunakan sebuah ruko. Namun, karena perkembangan yang cukup pesat, maka ruko tersebut menjadi tidak memadai lagi.

Melihat perkembangan itu, Majelis Jemaat memutuskan pindah lokasi ke tempat yang lebih memadai untuk melakukan pelbagai macam kegiatan pelayanan. Mulai tahun 2014 GKI Kranggan memakai tempat yang baru yaitu di Jalan Sasak Cempling RT 002 RW 010 Jati Karya, Bekasi yang berjarak kurang lebih satu kilo meter dari tempat semula. GKI Kranggan meyakini dan hidup dalam janji-janji Allah yang terus menyertai dan memberikan yang terbaik.

(Iman Sugio Ibrahim, GKI Kranggan)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments