HomeTip KesehatanJaga Mata Anda Hingga Usia Tua

Jaga Mata Anda Hingga Usia Tua

DENGAN meningkatnya usia harapan hidup manusia (di Indonesia pada tahun 2020, laki laki 69,59 tahun dan wanita 73,46 tahun) menimbulkan berbagai penyakit degeneratif, antara lain yang menyebabkan penurunan fungsi penglihatan seperti Age Macular Degeneration. Age Macular Degeneration (AMD) adalah penyakit degenerasi yang menyerang macula yang menyebabkan kebutaan, sampai saat ini upaya pengobatan, laser dan operasi tidak dapat memperbaiki tajam penglihatan.

Angka kejadian di Indonesia tidak diketahui, tetapi dalam praktik sehari-hari kasus AMD semakin sering didapatkan. Saat ini AMD merupakan masalah sosial di negara-negara barat. Di seluruh dunia, penderita AMD diperkirakan telah mencapai 20-25 juta jiwa, yang akan bertambah tiga kali lipat akibat peningkatan jumlah populasi berusia lanjut dalam waktu 30- 40 tahun mendatang.

Dampak psikososial akibat AMD cukup besar karena penderita akan mengalami gangguan penglihatan sentral sehingga sulit melakukan aktivitas, seperti membaca, menjahit, mengemudi, dan mengenali wajah. Selain itu, penanganannya juga membutuhkan biaya tinggi dan sering hasilnya tidak dapat diprediksi.

Sebelum membahas lebih lanjut, kita perlu mengetahui proses melihat, yaitu ketika sinar sejajar memasuki mata akan ditangkap oleh sel fotoreseptor yang berada di retina, tepatnya daerah macula atau bintik kuning. Makula adalah suatu daerah cekungan di retina sentral/bagian belakang bola mata, berukuran 1,5 mm; hampir sama besar dengan diameter diskus optikus yang kita kenal dengan bintik buta. Makula berisi sel fotoreseptor, yaitu sel batang dan sel kerucut, sel kerucut merupakan bagian terbesar macula, merupakan sel fotoreseptor yang sensitif terhadap cahaya.

Definisi AMD

Merupakan degenerasi makula yang timbul pada usia lebih dari 50 tahun; ditandai dengan lesi makula berupa drusen, hiperpigmentasi atau hipopigmentasi yang berhubungan dengan drusen pada kedua mata, neovaskularisasi koroid, perdarahan sub-retina, dan lepasnya epitel pigmen retina.

Penyebab AMD belum diketahui pasti, ada teori yang mengaitkannya dengan proses penuaan dan teori kerusakan oksidatif.

Faktor Resiko AMD

Beberapa faktor resiko yang berkaitan dengan insiden AMD

  1. Usia Makin tinggi usia, makin besar risiko menderita AMD. Dari sekitar10 % pasien usia 66 – 74 tahun terkena degenerasi macula menjadi 30% pada pasien usia 75 – 85 tahun.
  2. Jenis kelamin Penelitian Beaver Dam Eye Study dan Framingham Eye Study menyimpulkan bahwa wanita lebih berrisiko menderita AMD dibandingkan pria. Salah satu penyebabnya perubahan hormonal pada waktu wanita memasuki masa menopause.
  3. Ras Kejadian AMD lebih sering di kalangan kulit putih dibandingkan dengan di kalangan kulit hitam. Baltimore Eye Survey menemukan 30% kebutaan bilateral terjadi pada kulit putih, sedangkan pada  kulit hitam tidak ditemukan.
  1. Merokok , banyak penelitian menyimpulkan adanya hubungan antara kebiasaan merokok dan resiko relatif AMD.
  2. Keadaan bola mata, pada pasien dengan iris berwarna terang, kelainan refraksi hipermetrop serta pasca operasi katarak lebih tinggi insiden AMD.

Faktor lain seperti penyakit kardio vaskuler, diabetes, obesitas, riwayat keluarga terkena AMD juga meningkatkan isiden AMD.

Retina mata

Gejala dan pengobatan AMD

Pada tahap awal pasien akan mengeluh turunnya tajam penglihatan disertai kekaburan di penglihatan sentral. Bila tidak diobati penglihatan sentral akan semakin kabur sehingga penderita AMD mengalami gangguan melakukan aktifitas membaca, mengemudi serta mengenali wajah lawan bicara. Jarang terjadi kehilangan penglihatan total pada penderita AMD.

AMD terdiri 2 tipe kering (dry AMD) dan tipe basah (exudative AMD). Pada fase awal tipe kering biasanya tidak menunjukkan gejala, dengan bertambahnya usia pasien, maka gejala akan makin jelas dan pada beberapa kasus dapat berubah menjadi tipe basah. Kerusakan sel fotoreseptor terjadi secara perlahan dan dokter biasanya tidak mengetahui pasti apa penyebabnya, mungkin faktor genetika sangat berperan pada AMD tipe kering.

Pada tipe basah didapatkan pembuluh darah abnormal yang mana dapat menimbulkan kebocoran cairan dan darah di macula. Hal ini menyebakan kerusakan pada retina yang pada akhirnya merusak sel selfoto reseptor yang banyak terdapat di macula. Kehilangan penglihatan pada tipe basah sering terjadi tiba tiba dan dramatis. AMD tipe ini lebih sering mengakibatkan kehilangan penglihatan yang lebih parah dibandingkan tipe kering.

Pengobatan AMD terutama pada tipe basah, yaitu mengobati terjadinya pembuluh darah abnormal antara lain, laser foto koagulasi, laser photodinamik, penyuntikan anti angiogenesis serta tindakan bedah retina. Pada tipe kering biasanya tidak memerlukan terapi, kecuali penyakitnya mengalami progresifitas.

Bila seseorang mengalami gangguan penglihatan akibat AMD seyogyanya di kirim ke pusat kesehatan yang lebih lengkap untuk mendapatkan rehabilitasi penglihatan, sehingga pasien dengan sisa penglihatan masih bisa mandiri untuk kegiatan sehari hari. Rehabilitasi meliputi pemakaian alat bantu Low Vision seperti kacamata baca dengan lensa besar, kaca pembesar maupun alat elektronik yang dapat memperbesar hasil cetakan.

(Fadjar Halomoan)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments