HomeJelajah KameraMencintai seperti Kristus Mencintai

Mencintai seperti Kristus Mencintai

Kamis malam (23/1/2025) telah berlangsung meriah Open House Keuskupan Surabaya, Monsignor Agustinus Tri Budi Utomo, di Auditorium Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS). Acara silahturahmi ini diselenggarakan sehari setelah misa penahbisan Uskup Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo hari Rabu (22/1/2025) di tempat yang sama. Bagi Romo Didik panggilan akrab Uskup asal kota Ngawi, UKWMS yang berada di Pakuwon City sudah seperti rumah sendiri. Karenanya beliau ingin perayaan penahbisan dilaksanakan di tempat yang memang berada di bawah naungan Keuskupan Surabaya,

Acara yang bernuansa silahturahmi ini dihadiri oleh pelbagai tokoh lintas agama. Ada PGIW, Sinode GKI Jatim, PGLII, PWNU, PW Muhamadiyah, dll. Di antaranya juga Badan Musyawarah Antar Gereja Surabaya (BAMAG) juga perwakilan organisasi masyarakat keagamaan diantaranya Forum Beda tapi Mesra (FBM). Juga para pejabat Pemerintah Provinsi Jawa Timur, jajaran TNI-Polri, Forkopimda Surabaya, beberapa konsul jenderal negara-negara sahabat.

Bersama pengurus BAMAG Kota Surabaya

Acara Open House diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kemudian dibuka dengan menampilkan Tari Remo khas Jawa Timur yang dibawakan oleh siswa SMP Katolik Santo Justinus Krian. Suasana kebersamaan dan keakraban diwujudkan juga dalam ragam hiburan yang mencerminkan kekayaan budaya dan keberagaman agama, suku serta etnis di Jawa Timur. Ada penampilan barongsai yang atraktif dari Klenteng Bon Bio Surabaya. Berlanjut penampilan Hadrah Wali Songo oleh para santri, acara ini memancarkan pesan toleransi dalam konteks kebhinekaan.

Sebagian tokoh lintas agama dan organisasi masyarakat yang mendukung acara silaturahmi

Thema silahturahmi ini adalah Diligere Sicut Christus Dilexit, yang artinya “Mencintai seperti Kristus mencintai” jelas terpampang di layar dekorasi panggung. Kasih Kristus menjadi tujuan, model dan semangat saling mengasihii. Hal itu bukan sekedar motto namun harus diwujudkan dalam perbuatan seperti Kristus yang lebih dulu mengasihi kita.

Dalam sambutannya Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo menyatakan rasa syukur bahwa peristiwa malam itu menjadi sebuah kairos, yaitu kesempatan dimana Indonesia yang beraneka ragam  dapat duduk dan makan bersama menjadi satu keluarga besar. Beliau juga merujuk kunjungan Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal, Jakarta tanggal 12 Desember 2024.

Ada terowongan yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang merupakan simbol kerukunan antar umat beragama. Karena itu beliau berharap agar kita menjaga terowongan silahturahmi itu tetap suci. Ada mandat suci di mana kita harus menjaga agar terowongan silahturahmi itu tidak dikotori dengan manipulasi. Terowongan silahturahmi yang walaupun tidak nampak dipermukaan, tapi kita terhubung satu dengan yang lain dalam persaudaraan. Berjumpa dengan jujur dengan sama-sama ingin belajar dan memperkaya dalam kepelbagaian kita.

Pada akhir acara hadirin menyanyikan bersama lagu “Gebyar-gebyar” ciptaan seniman Gombloh tahun 1979 yang telah menjadi simbol lagu nasional. Mereka menyanyi dengan kesatuan hati dengan melambaikan bendera merah putih yang telah dibagikan panitia. Selesailah acara akbar perwujudan kesatuan anak bangsa di Auditorium UKWMS yang berkesan. (doc.berkat).

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments