Surabaya-Peringatan akhir dari perang dunia kedua di Asia Timur Raya dilakukan secara hikmat di Taman Kehormatan Belanda (Ereveld) Kembang Kuning Surabaya, Jumaat (15/08).
Upacara yang dilakukan bersama dengan negara-negara yang bertarung di perang dunia kedua di Asia Timur Raya ini diantaranya Amerika Serikat, Australia, Indonesia juga de Indo Club (kumpulan Orang-orang Indo yang hidup di Surabaya.
Rangkaian ajang yang dilakukan penuh kesan dan pesan yang mendalam antar sesama anak Bangsa khususnya bagi tuan rumah negara kerajaan Belanda.
Komandan Angkatan Laut Patrick Stahli, atase militer dari Negara kerajaan Belanda, mengatakan bahwa perang ini tidak memberikan hasil apapun baik masa lalu dan masa depan.
“Seperti yang saya bilang sebelumnya adalah eyang dari Istri saya yang pernah mengalami perang di Asia Timur raya. Saya sendiri melihat beliau mengalami sebuah trauma mendalam kalau berbicara tentang perang dunia kedua,” ungkapnya.
Ia tidak berbicara banyak tentang perang tetapi saya melihat dengan Ia pernah datang disini menandakan sebuah trauma bahwa perang tidak menyisakan apapun di muka dunia ini. Terkait kerjasama ke depan dengan militer Belanda, maka Patrick mengatakan bahwa Indonesia dan Belanda banyak melakukan latihan dan kerjasama dalam kemiliteran dan mereka sama-sama belajar untuk saling memahami dan mengerti akan arti perang dan mengantisipasi perang agar tidak terjadi sesama negara.
“Kami memiliki kerjasama yang baik antara kedua negara baik itu Indonesia Belanda. mulai dari pertukaran siswa tentara untuk mengenal Indonesia dan juga sebaliknya Indonesia yang dikirimkan ke Den Helder Belanda. Siswa Indonesia memiliki impresi yang sangat positif terhadap kami. Dan mereka juga memiliki banyak keturunan yang ada di negara kami. Sehingga memudahkan mereka untuk memahami kebersamaan yang sudah ada sejak dahulu kala,” lanjut Patrick
Diakhir pesan Patrick mengatakan sebuah pesan singkat, yakni a thousand friend to few, one enemy to many yang berarti sangat mendalam bagi semua mahluk didunia.
“Satu pesan yang memberikan impresi yang sangat dalam yakni A thousand friend to few one enemy to many. Di mana kita ingin berteman dengan semua orang dan dengan hal itu juga kita dapat berangkulan dan bersahabat dengan siapa saja, negara mana saja agar perdamaian dapat terwujud,” tutur Patrick dengan semangat.
Sementara itu, pendapat senada disampaikan oleh Andrian Palm, wakil duta besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia. Beliau mengatakan tujuan dari pertemuan di taman kehormatan Belanda ini adalah untuk mengenang sekaligus memahami akan kebersamaan bangsa Indonesia dan Belanda ke arah yang lebih baik.
“Tujuan pertemuan kali ini adalah untuk mengingat dan mengenang peristiwa akhir daripada perang Dunia ke dua. Ini merupakan momentum kita untuk memahami perang itu sebenarnya dan kedepan bagaimana kita melanjutkan kehidupan dengan baik diantara semua bangsa yang ada di muka bumi ini,” kata pria yang mengenakan jas biru itu.
“Di sisi lain, dengan adanya pertemuan seperti ini dapat memberikan isyarat yang baik dalam mengembangkan semangat kerjasama bilateral antar kedua negara yang dapat sama-sama membangun kesejahteraan diantara kedua belah pihak,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang berbahagia ini Yan Ferdinandus dari de Indo Club, mewakili teman-teman Indo di Surabaya sangat mengapresiasi mengenang hari yang penuh semangat dan kepedulian akan peristiwa kemanusiaan. Bahkan ia menaburkan bunga di salah satu orang tua temannya yang pernah menjadi korban perang dunia kedua.
“Bagi kami de Indo club sangat mengapresiasi kegiatan ini. Ia berharap bahwa generasi muda dapat belajar memahami sejarah dan tidak mengulangi sejarah kelam agar perdamaian dunia dapat terwujud,” ungkapnya di akhir perbincangan dengan Majalah Berkat. (petrus/doc-berkat)