Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional (Rakerkonas) Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) XXXIII diadakan 28 – 30 Agustus 2024 lalu di Novotel Samator East Hotel, Surabaya. Bersamaan dengan Rakerkonas ini, digelar pula APINDO Jawa Timur Expo 2024 yang melibatkan para Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Ketua Umum DPN APINDO, Shinta Kamdani melalui sambutannya mengatakan, salah satu tujuan gelaran ini adalah menciptakan usaha yang kompetitif, kondusif, berkelanjutan untuk menciptakan lapangan pekerjaan.
“Tidak hanya menciptakan lapangan pekerjaan tetapi juga pengembangan UMKM. UMKM yang berkelanjutan, yaitu UMKM yang bisa naik kelas. Karena itu pameran ini adalah pameran UMKM yang bisa menampilkan produk-produknya,” imbuhnya.
Beberapa isu penting tentang permasalahan UMKM di Indonesia adalah permasalahan tentang akses pemodalan, akses pasar, dan akses untuk invasi dan teknologi. APINDO terus memupuk pengembangan ekosistem untuk UMKM. Salah satunya program utama adalah “UMKM Merdeka”.
Mengajak universitas, mahasiswa, perusahaan besar untuk membawa ekosistem UMKM. Mahasiswa tidak hanya melakukan pemagangan di industri tetapi juga di UMKM. Pendampingan perusahaan besar sangat penting.
“UMKM kita bisa menjadi raja di negara sendiri, tetapi juga masuk ke pasar global. Pengusaha Bersatu UMKM Maju,” tutupnya.
Sedangkan Ketua UMKM dan Koperasi DPN APINDO, Ronald Walla mengatakan, bahwa Rakerkonas APINDO sebagai bentuk kontribusi kita untuk perekonomian dan perkembangan sosial Indonesia.
Selanjutnya Ronal menjelaskan tentang empat pilar fokus pemerintah dalam mewujudkan cita-cita Indonesia emas 2045 yaitu pengembangan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan teknologi, pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan dan pemantapan ketahanan nasional. Tentunya ekonomi berkelanjutan ini tidak bisa dipisahkan dari peran UMKM.
APINDO dibidang UMKM dan Koperasi memiliki dua program kerja yang berbasis kolaborasi yang terus dilakukan menghadapi tantangan yang dihadapi UMKM. Salah satunya adalah program UMKM Merdeka. Program ini didampingi dosen dan mentor pengusaha profesional.
Melalui closing statement-nya, Ketua DPP APINDO Jatim, Eddy Widjanarko menekankan Program UMKM harus ada pendamping, yaitu perusahaan-perusahaan besar.
“Kegiatan pameran ini lebih dari kegiatan bisnis, tetapi upaya kita bagaimana bisa mengembangkan bisnis kita, memasarkan produk kita. Kuncinya adalah tegar dan tekun,” tegasnya.
Dalam Rakerkonas APINDO ke-33 ini juga melahirkan nota kesepakatan atau MoU dengan Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) Republik Indonesia (RI). MoU ini untuk memperkuat sektor ketenagakerjaan.
Menteri Tenaga Kerja, Ida Fauziyah mengatakan, sinergi ini perlu dijaga sebagai fundamental dalam menjamin kelangsungan usaha baik dari tingkat pusat hingga daerah. Menurutnya, APINDO turut berpartisipasi dalam menjaga perekonomian di Indonesia dengan menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. (marto/doc/brkt)