“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan”. (Yesaya 41:10).
Bimbang merupakan perasaan ragu-ragu atau cemas. Karena itu kebimbangan biasanya membawa akibat buruk saat kita mengambil sebuah keputusan. Sesuatu yang seharusnya mudah bisa menjadi sulit akibat diselimuti rasa bimbang.
Perasaan bimbang dan takut itu umumnya muncul karena kita tidak tahu tujuan pasti dalam hidup kita. Ketika kita tahu persis destinasi kita, maka segala rintangan dan resiko yang mungkin saja muncul tidak terlalu mengganggu apalagi membuat kita putus asa.
Sebagai contoh, saat kita hendak berlibur ke suatu tempat yang spektakuler dan menakjubkan, maka segala hambatan yang muncul dalam proses itu akan kita lewati dengan segala perjuangan. Meski ada hambatan seperti urusan tiket, transportasi, tempat menginap, perjalanan yang mungkit macet bahkan bertemu orang-orang yang tidak menyenangkan dan lain sebagainya, tidak membuat kita lantas putus asa dan membatalkan rencana liburan tersebut, bukan?
Demikian pula dalam perjalanan hidup. Kita tahu bahwa berjalan dengan Kristus ujungnya pasti pada kemenangan. Sebab Tuhan sendiri menegaskan bahwa Dia menyertai, meneguhkan, menolong, memegang, serta membawa kita pada kemenangan. Kita adalah umat yang telah dipilih, tidak lagi ditawari atau diundi lebih dulu. Bahwa keselamatan yang dari Tuhan telah kita peroleh melalui pengorbanan Yesus di Kalvari.
Segala macam masalah, kepahitan, musibah dan kejadian yang membuat hidup kita berat juga selalu mengikuti perjalanan hidup kita, bukan? Ingat, rasa takut dan bimbang muncul karena kita tidak tahu tujuan hidup kita. Pertanyaan kenapa aku dilahirnya, kenapa harus menghadapi cobaan ini, kenapa aku dan seabrek pertanyaan lainnya.
Dalam Yesaya 41 ayat 10, Yesus sendiri mengatakan bahwa kita ‘dipilih’ untuk mengenal Dia. Itu berarti Tuhan mendatangkan Anda dan saya ke dunia adalah karena pilihan-Nya, bukan ketidaksengajaan atau akibat kecelakaan manusia. Namun, seringkali kita menjadi pembenci diri sendiri, benci pada hidup kita sendiri. Ketidaktahuan inilah yang seringkali menjadi alasan seseorang melakukan bunuh diri.
Dihadapan Tuhan kita bagai ‘emas murni’ yang tidak berubah dan tidak bisa diganti. Nilai dasar kita tidak bisa berubah. Setelah kita jatuh dalam dosa kita telah ditebus dengan darah anak domba Allah. Kita dipanggil untuk mengenal Dia, mengenal Firman-Nya yang memerdekaan.
Kita juga harus tahu bahwa Tuhan tidak pernah menolak kita. Apapun masa lalu kita Tuhan tidak peduli, yang Tuhan lihat adalah potensi dan masa depan kita. Saat Tuhan terima kita apadanya dan mendengar roh kudus, maka kita akan diubahkan. Dari orang yang hidup dalam dosa dan kesalahan kepada hidup yang benar. Di dalam Tuhan ada penerimaan sekaligus didikan yang akan mengubah kebiasaan hidup kita. Siapapun kita dan kapan pun kita, asal mau datang pada-Nya Tuhan akan menerima.
Selama perjalanan hidup menuju kemenangan, serahkan saja satu persatu masalah yang membuat kita takut dan bimbang.
Kuatkan hati dan bertahanlah dalam setiap pencobaan yang menghampiri. Ingatlah bahwa di ujung perjalanan hidup kita ada kemenangan yang Tuhan sediakan. Bersama Tuhan kita diberi kekuatan menghadapai dan menyelesaikan. Sebab Tuhan sendiri yang menuntun pada jalan kemenangan. Tuhan bersedia turut campur proses hidup kita hingga kemenangan yang gilang gemilang.
Kemenangan Orang Beriman
Kita tahu, tidak ada kemenangan diluar Tuhan. Jika kita percaya, Tuhan akan membawa kemenangan pada akhirnya. Hidup di dunia ini hanyalah sementara dan segala sesuatu yang kita lakukan tidaklah abadi. Harta yang kita kumpulkan tidak bisa membeli segala. Koneksi yang kita buat dan bangun bisa hilang dan mati. Hanya Tuhanlah yang menjadi pegangan pasti kita menuju kemenangan.
Pada akhinya kemenanga milik orang benar, sekali pun menghadapi kesengsaraan dan aniaya, tapi itu tidak sebanding dengan kemuliaan kekal yang menunggu di depan. Kita tahu ujungnya ada kemenangan. Saat babak-babak hidup kesengsaraan melanda, janganlah putus harapan hingga mengakhiri hidup sebelum waktunya.
Belajarlah seperti Ayub, meski kehilangan semua miliknya ia tetap setia pada pengharapan Tuhan, Bahkan dalam kesengsaraannya Ayub makin mengenal Tuhannya. Kita pun percaya bahwa persoalan yang kita hadapi tidak melebihi kekuatan kita, dan ingat bahwa Tuhan selalu memberi penghiburan di setiap pencobaan itu. Memberi pengenalan kita lebih dalam akan kasih-Nya.
Jika kita sanggup bertahan dari setiap masalah yang datang silih berganti, berarti kita punya keyakinan bahwa Tuhan masih bersama kita.
Bahkan jika masalah itu terus bersama kita sepanjang hidup di dunia, kita pun tetap percaya Dia yang telah menyediakan tempat di sorga sana siap menyambut kita di kehidupan kekal penuh kemenangan.
Di tahun ini, kita perlu mengubah cara pandang hidup agar tetap semangat dalam menikmati hidup. Yang harus dirawat adalah perasaan sukacita kita, bukan perasaan yang tidak menyenangkan atau dukacita. Menikmati setiap momen adalah anugerah dari Tuhan dengan tetap memegang janji-Nya bahwa Tuhan terus memegang kita sampai kepada kemenangan. Tuhan mengatur bahwa semua indah pada waktunya.


