HomeGereja & MasyarakatSarasehan Wawasan Kebangsaan: Pancasila Sebagai Landasan Membangun Peradaban Bangsa

Sarasehan Wawasan Kebangsaan: Pancasila Sebagai Landasan Membangun Peradaban Bangsa

Sarasehan Wawasan Kebangsaan dengan tema “Peran Etika dan Moral Pancasila dalam Membangun Peradaban Bangsa” digelar pada Sabtu, 14 Juni 2025, di Ruang Sawunggaling lantai 6, Pemerintah Kota Surabaya.

Acara yang diselenggarakan oleh Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG) Kota Surabaya  ini dihadiri sekitar 300 orang, termasuk Sekretaris Daerah Kota Surabaya, Rachmat Basari, organisasi keagamaan, tokoh masyarakat, aktivis gereja, dan pemuda.

Acara dimulai dengan tarian Remo Bolet, diikuti doa pembuka oleh Pdt. Bobby Gunawan. Ketua Panitia, Henny Dyah Esti, menyampaikan bahwa acara ini merupakan kesempatan berharga untuk membahas peran etika dan moral Pancasila dalam membangun peradaban bangsa.

Tujuan dan Tema

Sarasehan ini bertujuan untuk memperingati 50 tahun BAMAG Kota Surabaya dan 80 tahun peringatan kelahiran Pancasila. Tema yang diangkat relevan dengan tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini, seperti krisis moral dan dekadensi budaya, menurunya sikap kristis terhadap sesuatu yang merusak, korupsi, ketidakadilan, penyalahgunaan hukum, dan kerusakan lingkungan.

Narasumber dalam acara ini adalah Romo Magnis Suseno, akademisi dan rohaniwan, Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, Sekretaris Litbang dan Diklat Kemenag R.I., dan Pdt. Andri Purnawan, Ketua I PGIW Wilayah Jawa Timur. Ronny H Mustamu bertindak sebagai moderator.

Ketua Umum BAMAG Surabaya, Boedi Sentosa, menyatakan bahwa kegiatan Wawasan Kebangsaan ini merupakan kegiatan rutin tahunan BAMAG Surabaya, dan bersyukur tahun ini dapat menggunakan fasilitas milik Pemkot Surabaya.

Boedi Sentosa dan Rachmat Basari

Sedangkan Mewakili Walikota Surabaya, Sekretaris Daerah Kota Surabaya, Rachmat Basari, menekankan pentingnya merawat kondusifitas dan menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup untuk menjaga Surabaya sebagai tempat toleransi.

Peran Etika dan Moral Pancasila

Ketiga narasumber memberikan paparan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Romo Magnis berbicara tentang Moral dan Etika, Andri Purnawan berbicara tentang Otokritik terhadap gereja dalam mengimplementasikan Pancasila, sedangkan Zainul Hamdi menjelaskan bagaimana peran pemerintah dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila untuk menjaga toleransi dan hubungan kerukunan antar umat beragama dalam menjalankan ibadahnya sesuai dengan keyakina masing-masing.

Pancasila sebagai sistem etika mengandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan yang membentuk perilaku manusia Indonesia dalam semua aspek kehidupannya. Nilai-nilai ini sangat penting dalam membangun peradaban bangsa yang harmonis dan damai.

 

  1. Sila Ketuhanan: Mengandung dimensi moral berupa nilai spiritualitas yang mendekatkan diri manusia kepada Sang Pencipta.
  2. Sila Kemanusiaan: Mengandung dimensi humanus, yaitu upaya meningkatkan kualitas kemanusiaan dalam pergaulan antar sesama.
  3. Sila Persatuan: Mengandung dimensi nilai solidaritas, rasa kebersamaan, dan cinta tanah air.
  4. Sila Kerakyatan: Mengandung dimensi nilai berupa sikap menghargai orang lain, mau mendengar pendapat orang lain, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
  5. Sila Keadilan: Mengandung dimensi nilai mau peduli atas nasib orang lain, kesediaan membantu kesulitan orang lain.
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments