MENDENGAR kata akhir zaman, pikiran kita bisa melayang dan membayangkan pelbagai hal yang berkaitan dengannya. Mungkin ini karena pengaruh ayat-ayat Alkitab yang pernah kita baca dan tidak kita dalami arti sesungguhnya, atau pernah juga mendengar kotbah atau pemaparan tentang akhir zaman yang dikaitkan dengan fenomena alam tertentu, seperti bencana alam, kelaparan di mana-mana, bangsa bangkit melawan bangsa, munculnya anti-Kris(tus), anak-anak terang menjalani derita yang tiada tara dan lain sebagainya. Rasanya banyak kengerian terdengar.
Bukankah masing-masing kita memiliki akhir zaman? Akhir zaman pribadi, saat game over, ya berarti kita sudah mengalami Akhir Zaman kita di dunia ini. Tetapi ada Akhir Zaman yang berlaku umum, yang sering dipahami sebagai hari kiamat, atau hari kedatangan Yesus Kristus ke dua kalinya.
Nah akhir zaman jenis ini bila tiba, maka semua orang akan mengalaminya secara berbarengan. Banyak pula orang Kristen beranggapan bahwa orang-orang benar (sudah dibenarkan) akan di angkat ke surga dan dunia dengan segala isinya, termasuk orang-orang yang masih belum dibenarkan akan dibumihanguskan dengan hujan api, gempa bumi hebat, bencana alam dahsyat dan lain sebagianya. Apakah benar demikian?
Apa Prinsipnya?
Di dalam berbagai hal, Gereja Kristen Indonesia (GKI) memang tidak pernah mengejar dan mengajarkan hal-hal detail tentang sebuah ajaran. GKI lebih sering berpegang pada prinsip-prinsip sesuai kebenaran Alkitab saja. Misal, dalam hal pengharapan, sebenarnya semua gereja juga memiliki pengharapan yang sama seperti pada Efesus 4:4, yaitu satu pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita. Tetapi pengharapan ini sering digambarkan berlebihan, dan dibumbui penafsiran (tambahan) yang sering tidak cocok dengan kebenaran dan bahkan bertentangan prinsip-prinsip penafsiran.
Terus apa sebenarnya pemahaman GKI tentang prinsip Akhir Zaman itu? Prinsipnya hanya satu, kita dipertemukan dan dipersatukan di dalam Kristus. Tanpa melalui akhir zaman baik pribadi atau universal, maka kita tidak akan pernah dipertemukan dan disatukan di dalam Kristus. Maka bila ada seorang Kristen mengakhiri zamannya di dunia ini, jangan ditangisi berlebihan atau bahkan didoakan (dengan dibarengi puasa berhari-hari) untuk hidup kembali. Mengapa? karena hanya melalui Akhir Zaman (kematian) kita dapat berjumpa dan dipersatukan dengan Kristus. Indah sekali bukan?
Tanda-tanda, Benarkah?
Walaupun indah dan menimbulkan pengharapan, tetapi pada praktek sehari-hari Akhir Zaman terkadang diseminarkan/diceramahkan dengan diartikan sebagai sesuatu yang mengerikan. Ketika ada peristiwa-peristiwa aneh atau bahkan mengerikan; bergejolaknya ekonomi di sebuah kawasan secara drastis, gunung meletus yang memakan korban jiwa, naikknya pemimpin yang dicap sebagai anti Kristus dan akan membawa dunia meluncur ke Akhir Zaman, semuanya dicarikan ayat pendukungnya dan dikaitkan dengan kedatangan Kristus kedua kalinya, bahkan dilengkapi dengan hitungan-hitungan yang seakan cocok.
Wah, kalau sudah begini, dapat dipastikan bahwa pengajaran tersebut tidak benar, karena kedatangan Kristus untuk menemui umat pilihan-Nya adalah sesuatu yang sangat indah, sebuah sukacita besar dan menimbulkan pengharapan penuh sukacita.
Nah, daripada kita terlena oleh hal-hal detail tentang Akhir Zaman dan kemudian timbul kengerian dan kuatir dalam diri kita, ada baiknya kita mengarahkan pikiran kita pada prinsip-prinsipnya saja. Apalagi dengan jelas Yesus sendiri menegasakan bahwa hanya Bapa yang tahu waktunya.
Nah, bukankah sangat buang waktu bila kita ikut-ikutan menyebarkan informasi dan malah menambah-nambahi bahwa Akhir Zaman akan terjadi tahun sekian atau tanggal sekian? Ada beberapa hal mendasar yang harus terus dipegang oleh orang Kristen tentang Akhir Zaman, supaya kita dapat hidup sehari-hari dengan terus sukacita dan produktif. Hal-hal itu adalah:
Kita Selalu Bertaut Dengan Kasih Allah (Roma 8 : 37-39)
Akhir Zaman yang waktunya hanya diketahui Allah Bapa, tidak akan pernah seorang pun tahu kapan akan terjadi bukan? Menagapa kita harus terus menerus mengkuatirkannya? Dan malah sengaja mencari-cari informasi lewat berbagai ceramah tentang tanda-tanda awal dan prediksi-prediksi Akhri Zaman. Itu sebenanrnya sudah harus menjadi suatu hal yang di luar perhatian kita untuk memikirkannya terus menerus.
Ingat saja bahwa God with us, dialah Imanuel. Suatu dasar yang menajdi pegangan kita adalah Allah itu amat sangat menakjubkan memberikan kasih-Nya kepada kita. Kasih-Nya berkuasa terhadap segala hal. Apapaun, baik itu kekuatan di dunia amaupun di luar dunia, bahkan malaikat sekalipun, tidak dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Kasih Allah melalui pengurbanan Yesus Kristus ini sangat dahsyat, maha besar sekaligus indah.
Bahkan kuasa kematian juga tidak dapat memisahkan kita dari kasih itu, malahan kematian atau akhir zamanlah yang akan mempertemukan kita dengan Tuhan Yesus. Jika demikian, maka bersama Kristus di surga seharusnya kita maknai: saat dimana kita mengalami persekutuan abadi dengan Allah.
Semua Berpusat Pada Allah
Allah sedang dan akan terus berkerja terhadap dunia ini. Dia menciptakan, memelihara dan memperbaharui dunia. Tidak ada satu ciptaan pun yang akan dihapus, dimusnahkan. Kesalahan persepsi kita tentang Akhir Zaman: hancurkan dunia, binasakan dunia dan segala isinya dan terjadi pengangkatan orang-orang pilihan. Dunia ini dengan segala isinya begitu dicintai Allah, sekalipun dunia berdosa dan rusak parah, dia tetap ciptaan favorit Allah. Tugas kita menyintai dunia, hal-hal yang dicintai Allah harus kita cintai.
Yesus menganalogikan peristiwa air bah dengan kedatangan-Nya kedua kali. Yang akan diselamatkan yaitu mereka yang tinggal di bumi (Matius 24:37-44). Demikian juga halnya pada kedatangan-Nya kedua kali, Yesus yang di surga “turun” untuk menyapa dan memeluk mereka dan memberikan langit dan bumi yang baru. Dunia yang sudah rusak akan diperbaharui total. Dunianya sama, tetapi mengalami pembaharuan (Wahyu 21 : 1-5).
Seperti situasi saat kita yang setiap hari diperbaharui, kita adalah manusia yang sama (casing model lama) tetapi dengan hati, pikiran, kata-kata dan perilaku yang baru. Allah-lah aktor inteletual, bintang utama dan pusat dari semua pembaharuan ini.
Sambut Dengan Sukacita
Tuhan akan terus memperbaharui dunia, kita diminta untuk ikut memperbaharui dunia karena kita adalah ciptaan baru-Nya yang dimampukan untuk memancarkan cahaya pembaharuan. Ucapan syukur dan sukacita kita, kita wujudkan dengan menjadi lilin kecil di area kita. Tetap memancarkan cahaya walau hanya kelip-kelap saja, sampai tetes terakhir lilin habis terbakar. Buatkah dunia di sekeliling Anda menjadi sedikit lebih baik, lebih cerah dengan kehadiran Anda pembawa sukacita. Cintailah dunia ini, rasakan kehadiran Tuhan di sana.
Kalau kita ke sebuah ceramah atau seminar teologi atau apa pun namanya yang berbicara tentang akhir zaman, maka ketika usai dan kita pulang membawa sukacita dan pengharapan di dalam Kristus, itulah yang benar. Anti Kristus juga bukan orang atau pihak yang jauh-jauh, dia sangat mungkin muncul dari golongan kita. Bila seorang, bisa penatua bisa pendeta atau anggota awam, siapa pun dia yang ajarannya atau ajakannya menjauhkan kita dari Kristus, dialah anti Kristus.
(Joas Adiprasetya)