PAGI ini seorang pasien datang dengan keluhan nyeri pinggang. Ia pasien lama, sudah tiga tahun tidak kontrol, sejak sakit batu ginjal yang sembuh setelah saya obati. Saat ini penyakitnya kambuh dan muncul batu lagi.
Memang dia bukan satu-satunya pasien ceroboh, lalai dan “ndableg” yang suka meremehkan masalah kesehatan diri, menganggap bila tak ada keluhan berarti semua akan aman tanpa ancaman kekambuhan, sehingga bisa berbuat semaunya dan tidak melakukan pemeriksaan atau kontrol kesehatan. Ada banyak pasien seperti itu.
Memang tidak semua penyakit butuh kontrol seumur hidup, tetapi ada beberapa yang harus terus rutin kontrol, terutama penyakit kronis. Bahkan di saat usia makin tua, dianjurkan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, karena tubuh jasmani kita melemah, bahkan bisa juga terjadi gangguan emosi, kognisi dan daya ingat.
Saya pun bertanya:
Bapak Kristen?
Ya dok!
Berdoa setiap hari?
Tentu dok.
Kenapa bapak berdoa tiap hari?
Ya kan saya perlu Tuhan untuk menguatkan saya, beroleh semangat hidup, mengingatkan saya, menuntun hidup saya, mencari kehendak-Nya, agar saya tidak jatuh dalam dosa, kesesatan dan tetap dalam jalan kebenaran-Nya.
Coba deh bapak gak berdoa satu bulan aja pak.
Wah, jangan dok. Bisa kering hati saya_
“Nah, itu dia!” Kata saya. Begitu juga dengan kesehatan jasmani pak. Anda butuh kontrol rutin!
Saya tidak ahli bahasa Belanda, ayah saya ahlinya, sebab ia fasih dan berbicara “holland sprechen” sejak sekolah dulu. Saya pun bertanya padanya dan mencari di mbah google. Apa arti “controle”, suatu ungkapan belanda yang sering dipakai juga di dunia kedokteran.
Controle memiliki banyak arti. Dalam bahasa inggris bisa berarti: Control, Check, Monitoring, Supervision, dan Revise 80 persen kata controle digunakan untuk pemaknaan control, yang berarti: toezicht (pengawasan), beheersing (penguasaan, pengendalian), bediening (pelayanan), leiding (pimpinan), bestuur (pengaturan). Selain itu, controle juga berarti pengecekan, pemeriksaan, monitoring, supervisi, penyelidikan, revisi dan koreksi kedua (tweede correctie).
Itulah yang harus selalu kita lakukan pada kesehatan jasmani dan juga kerohanian kita. Terhadap hidup iman pada Tuhan. Yaitu “Controle” senantiasa, disepanjang hidup secara rutin dan terus menerus, agar kita bertumbuh subur, berbuah lebat dan tetap bersemangat, tidak menjadi kering, terserang penyakit dan layu sebelum waktunya.
Seperti kata pemazmur: Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. (Mazmur 1:1-3).
Kita perlu setiap hari, secara rutin, bahkan siang dan malam, merenungkan Firman-Nya, menjadikannya sebagai tuntunan kehidupan, penguat di saat lemah, semangat di saat kecewa dan putus asa, gairah untuk terus maju dalam kreativitas dan untuk mengoreksi kehidupan kita.
Itu sebabnya Daud berkata: Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal! (Mazmur 139:23-24).
Anda perlu ‘controle’ dihadapan Tuhan! Bersedia diri dan rela untuk diawasi, dikuasai dan dikendalikan, dilayani, dan dipimpin, diatur, ditata dan di manage, diselidiki, dievaluasi, di check, dan diperiksa, dimonitor, disupervisi dan dikoreksi. Direvisi dan diperbaharui untuk menjadi lebih baik.
Untuk itu Anda memerlukan kesadaran diri bahwa kita lemah dan tidak berdaya tanpa pertolongan Tuhan. Kemauan untuk mendatangi hadirat-Nya dan melakukannya dengan kerendahan hati, komitmen, motivasi diri, kejujuran dan hati yang terbuka agar semua hal itu bisa terjadi. Hidup yang berubah dan berbuah, hidup yang manis dan berbahagia di tengah kepahitan dan kesulitan penderitaan. Sebab Firman-Nya adalah kebenaran.
Anda tidak akan pernah berhasil mencapai apa pun, baik dalam hal rohani maupun pencapaian prestasi, karier dan pekerjaan bila Anda sombong, merasa sudah hebat, merasa sudah cukup dan tak lagi mau maju mengembangkan diri. Kehebatan potensi yang Anda miliki akan sia-sia jika tidak melakukannya secara maksimal.
Orang yang berbuah, berhasil dan tidak layu tetapi tetap subur dalam kehidupannya, adalah orang yang merenungkan firman dan mengerjakan bagiannya siang dan malam. Bukan yang asal-asalan. Bukan para pemalas, melainkan orang benar yang berjalan dalam kebenaran serta tidak berlaku serong. (Mazmur 1: 1-3; Mazmur 92: 12-15).
Harus diakui, berbaring dan bermalas diri memang nyaman. Tetapi badan anda tidak akan menjadi sehat dengan itu. Otot menjadi kaku bahkan bisa mengecil dan kontraktur karena tidak pernah digerakkan. Uang dan kemajuan tidak akan datang dengan sendirinya! Bahkan anugerah berkat-Nya tidak terjadi tanpa disertai peran kita untuk ambil bagian di dalamnya.
“Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? “Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring”- maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata” (Amsal 6: 9-11).
Sebab itulah kita disebut rekan sekerja Allah, “a partaker of God“. Anda harus berjuang untuk itu. Tidak otomatis terjadi tetapi membutuhkan proses waktu. Tidak ada tanaman yang berbuah dalam semalam! Ia akan berbuah pada musimnya! Pada waktunya!
Allah tidak pemalas dan tidak mencintai pemalas! Bangunlah dari tidurmu! Bangkitlah dari kemalasan dan pembaringanmu! Agar tidak menjadi kering dan miskin, baik dalam hal duniawi, terlebih hal rohani! Tetapi tetap berbuah sampai masa tua kita.


