HomeTokoh & ProfilPendeta Jalan Jalan

Pendeta Jalan Jalan

Bagi orang Kristen nama Daud sangat akrab karena sering dibaca dari Alkitab. Demikian juga warga GKI Wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, pasti mengenal Pdt. Em. Daud Adiprasetya. Pria bernama Liem Djiet Go yang lahir 26 Januari 1939, telah mengakhiri pertandingan iman dan menerima mahkota kehidupan bersama Bapa di surga pada 22 Februari 2022.

Pribadi Ramah dan Humoris

Ngobrol dengan Daud bisa dikatakan gayeng. Kali pertama bertemu dia pada bulan Oktober 1963 di Solo serasa sudah seperti sahabat. Kala itu koh Djiet Go (panggilan saya kepada dia sebagai kakak) masih berstatus Guru Injil di GKI Coyudan Solo.

Dia baru saja menyelesaikan studinya di Akademi Theologia Yogyakarta (sekarang Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana). Dia seangkatan dengan Alm. Pdt. Liem Ie Tjiauw dan Alm. Pdt. Eka Darmaputera, Ph.D dan Pdt. Natan Setiabudi, Ph.D.

Daud yang saya kenal memang seperti Daud yang ditulis di Alkitab. Walau perawakannya “small”  tapi “smart” lagi pula berwawasan luas. Kreatif dalam membuat cerita Natal tempo doeloe yang di narasikan sebagai tonil (sandiwara) saat perayaan Natal. Kreasinya selalu dibumbui dengan nada humoristis, membuat jemaat terpukau dengan tampilan sandiwara Natal itu.

Gaya humoris sang pendeta saat KKR di GKI Residen Sudirman, Surabaya 26 Oktober 2017

Duet yang Kompak

Kemana Daud berkotbah, sang istri Istiwardhani selalu mendampingi. Sekalipun Daud berkotbah tiga kali dalam kebaktian hari Minggu, istrinya dengan tekun tetap menjadi pendengar yang baik. Bahkan rekaman alami dalam benak Istiwardhani merupakan koreksi dan masukan yang mendorong Daud lebih komunikatif berkotbah. Kotbahnya gamblang disertai humor di sana-sini membuat Firman yang diulas mudah dimengerti jemaat.

Di masa Lansia masih kreatif membuat renungan pagi yang dikirim kebanyakan teman termasuk saya. Bangun pagi waktu subuh renungan itu sudah dikemas dan langsung dibagikan melalui Whats App. Kecanggihan teknologi juga dimanfaatkan Daud  menyapa umat dengan renungan pendek didahului iringan seruling istrinya melalui Youtube. Betul-betul garwa (sigaraning nyawa) keduanya duet melayani umat dengan penuh semangat dan sukacita. Dimana ada Daud, di situ Istiwardhani mendampinginya.

Keluarga Liem Djiet Go (Daud Adiprasetya) tempo doeloe

Buah Hati

Daud dikarunia Tuhan satu anak perempuan yaitu Yokebed Adiprasetya, lalu anak laki-laki Yona Adiprasetya dan Joas Adiprasetya, dan enam cucu. Ada peribahasa “Like Father, like Son”, ini berlaku bagi keluarga Daud. Putra bungsu inilah yang punya kharisma seperti Daud, memberi diri sepenuhnya sebagai hamba Tuhan. Joas adalah pendeta GKI Pondok Indah Jakarta. Joas Adiprasetya pernah menjabat sebagai Ketua STFT (Sekolah Tinggi Filsafat Teologi) Jakarta periode tahun 2011-2015.

Kepiawaiannya dalam bermasyarakat mengantar dia sebagai anggota Reference Group untuk bidang Dialog Antar Agama di WCC (World Council of Churches). Joas juga aktif di pelbagai badan ekumenis. Ia menjadi anggota Reference Group untuk bidang Misi di WCRC (World Communion of Reformed Churches). Ketika Daud ditanya apa kebanggaan untuk putra bungsunya, dia cuma tersenyum dan berkata: “Saya bersyukur kepada Tuhan, karena Dia memanggilnya sebagai hamba-Nya”.

Pendeta Jalan-Jalan

Jalan-jalan untuk kebanyakan orang adalah untuk rekreasi. Tapi Daud bukan mau rekreasi, sejatinya dia mau berkreasi untuk kepentingan umat. Mengapa ada julukan pendeta jalan-jalan? Ikuti seabrek misinya bagi pelbagai gereja yang dia layani.

Oktober 1963-Desember 1964 melayani sebagai Guru Injil di GKI Coyudan Solo. Tahun 1966 ditahbiskan sebagai pendeta di GKI Ambarawa. Kemudian September 1968-Juni 1972 hijrah ke Jawa Timur sebagai pendeta GKI Jatim Madiun.

Lalu Juli 1978 melayani sebagai pendeta di GKI Jatim Malang. Eeh dari Jatim mbalik kandang lagi. Januari 1979 – Mei 1985 dipanggil sebagai pendeta GKI Ngupasan Jogyakarta. Lalu 14 Mei 1985 sampai dengan 26 Januari 1999 dipanggil GKI Coyudan hingga dia Emeritus. Lalu tetap melayani GKI Coyudan di Pos PI Fajar Indah dari 1999 sampai April 2010.

Jumpa terakhir bersama Pdt. Em. Daud Adiprasetya di KKR GKI Ressud

Sejak 7 Mei 2010 membantu melayani berturut-turut: GKI Diponegoro Magelang, GKI Pahlawan Magelang, GKI Purworejo Klampok, GKI Muntilan serta Pos Jemaat Palagan (milik GKI Ngupasan), GKI Wongsodirjan dan GKI Gejayan. Dan terakhir di tinggal di Magelang lagi. Nah, Anda bisa menghafal berapa kota sudah didiami? Itu bukan gaya hidup bosanan atau gaya hidup avonturir lho, tapi ya memang begitulah Daud mengabdi kepada Tuhan.

Di mana saja dia dipanggil dan ditempatkan Tuhan, Daud selalu diterima dengan baik oleh jemaat yang memanggilnya. Memang Tuhan memakai Daud seperti itu, dan pantas namanya sesuai Daud yang di Alkitab sering berpindah tempat. Tapi tujuannya satu, mewartakan Injil Yesus Kristus. Supaya dunia percaya bahwa Yesus adalah Juruselamat dunia. (wp.doc.22222).

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments