HomeTeologiaTujuh Perkataan Tuhan Yesus

Tujuh Perkataan Tuhan Yesus

DALAM Alkitab simbol angka 7 (tujuh) sering kali digunakan untuk memaknai kelengkapan, atau totalitas. Dengan kata lain angka tujuh menyatakan angka sempurna. Angka 1 (satu) dipakai sebagai symbol penciptaan yang ditulis di Kejadian 1:1 “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi”. Ayat ini parallel dengan Yohanes 1:1 “Pada mulanya adalah Firman” (en archê ēn ho logos).

Alkitab juga memberikan contoh-contoh serupa lainnya dalam penggunaan angka tujuh. (Imamat 4:6; 25:8 26:18). Allah memerintahkan orang Israel untuk berbaris mengelilingi Yerikho tujuh hari berturut-turut dan berbaris mengelilinginya tujuh kali pada hari ketujuh. (Yosua 6:15).

Saat Yesus berkata kepada Petrus bahwa ia harus mengampuni saudaranya ”bukan: Sampai tujuh kali, tetapi: Sampai tujuh puluh tujuh kali”, pengulangan angka ”tujuh” menunjukkan bahwa pengampunan tidak ada batasnya. (Matius 18:21, 22)

Tujuh Kata dalam Pelayanan-Nya

Dalam pelayanan Yesus selama tiga tahun berkesinambungan, Injil Yesus Kristus menurut Yohanes terdapat tujuh kali Yesus menyebutkan dirinya “Aku adalah”. Perkataan ini selalu dikaitkan dengan konteks situasi dan kondisi pelayanan-Nya.

  1. Yoh 6: 35a – ‘Akulah roti hidup”. (Egō eimi ho artos tēs zoēs)
  2. Yoh 8:12a – “Akulah terang dunia”. (Egō eimi to pōs to kosmou)
  3. Yoh 10: 9a –Akulah pintu”. (Egō eimi hē thura)
  4. Yoh 10:11a -“Akulah gembala yang baik”. (Ego eimi ho poimēn ho kalos)
  5. Yoh 11:25a -“Akulah kebangkitan dan hidup”. (Egō eimi hē anastasis tēs zoēs)
  6. Yoh 14:6a – ‘”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. (Egō eimi hē hodos kai hē alētheia kai hē zōē)
  7. Yoh 15:1a – Akulah pokok anggur yang benar. (Egō eimi hē ampelos hē alēthinē)

Tujuh Kata di Kayu Salib

Setiap bulan April kita merayakan hari Jumat Agung, ada “tujuh kata Yesus” yang mengakhiri pelayanan dan kehidupan-Nya di dunia. Ia melakukan penebusan yang sekaligus melakukan pendamaian antara Allah dan manusia.

Berikut dikenal dengan tujuh kata salib, yang artinya dikatakan sebanyak tujuh kali  ketika Yesus sedang disalibkan.

  1. Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka” (Pater aphes autois). Lukas 23:34a. Di tengah penderitaan-Nya, hati Yesus terfokuskan pada orang lain, bukan pada diri-Nya sendiri. Inilah sifat kasih Agape yang tanpa syarat.
  2. Kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”(sēmeron met emou esēen tō paradeisō). (Lukas 23:43a). Salah satu penjahat yang disalibkan bersama dengan Dia mengakui Yesus dan menyatakan iman kepada Yesus sebagai Juruselamatnya. Di sini kasih karunia dicurahkan melalui iman.
  3. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah, anakmu!” (Gunai idou ho huios sou). (Yoh 19:26b). Kalimat ini dari bahasa Yunani seharusnya diterjemahkan: “Perempuan, inilah anakmu”. World English Bible menterjemahkan dengan benar: “Woman, behold your son”. Yesus memakai kata “perempuan” untuk menunjukkan otoritas sifat keilahian-Nya. Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Inilah ibumu” (idou hē mētēr sou) Yohanes 19:27a. Di kayu salib Yesus melihat kebutuhan ibunya yang di bawah salib. Tak satu pun dari saudara-saudaranya ada di sana untuk merawatnya, jadi ia memberikan tugas ini kepada murid-Nya.
  4. Kira-kira pukul tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?”,yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Tee mou tee mou hina ti me) (Matius 27:46). Kata Thee adalah bentuk vokatif dari kata Allah (Theos).
  5. Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia – supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: “Aku haus!” (Dipsō) (Yohanes 19:28). Yesus menolak minuman anggur bercampur empedu dan mur (Matius 27:34 dan Markus 15:23) yang ditawarkan untuk meringankan penderitaan-Nya. Ini sekaligus penggenapan dari Mazmur 69:22.
  6. Beberapa saat kemudian, Yesus berkata: “Sudah selesai” (tetelestai) (Yohanes 19:30a).
  7. Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” (Pater eis cheiras sou). Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya. (Lukas 23:46). Yesus menutup dengan kata-kata Mazmur 31:6; Ia memanggil Bapa sebagai Anak. Dia menawarkan hidup-Nya kepada manusia sebagai korban yang sempurna dan menyerahkan diri-Nya di dalam tangan Tuhan. Soli Deo Gloria.
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments