BAGI umat Kristen tentunya mengenal dengan baik kata-kata dalam lagu hymne gereja “Amazing Grace”. Ya, hymne ini merupakan salah satu lagu paling populer yang tercetak dalam buku nyanyian di gereja. Sudah diterjemahkan dalam ribuan versi bahasa di dunia, baik bahasa nasional suatu negara atau pun pelbagai versi bahasa daerah di belahan bumi ini. Tapi tahukah Anda bahwa pencipta lagu ini adalah mantan seorang budak di suatu kapal yang bernama John Henry Newton.
Menjadi Pelayan
Newton dilahirkan di London, 24 Juli 1725, putra seorang komandan kapal dagang yang berlayar di Mediterania. Ketika John masih berumur sebelas tahun, ia ikut berlayar dengan ayahnya dan melakukan enam perjalanan sebelum ayahnya pensiun. Atas keinginannya sendiri ia menjadi pelayan di kapal budak yang membawanya sampai ke pantai Sierra Leone. Dia kemudian menjadi salah satu hamba dari seorang pedagang budak dan dia pun ikut disiksa secara brutal.
Awal tahun 1748 Newton diselamatkan oleh seorang kapten laut yang mengenal ayahnya. Dalam kehidupanya di dunia pelayaran John Newton akhirnya menjadi seorang kapten kapal. Meskipun ia telah memiliki beberapa pelajaran dasar tentang agama dari ibunya yang telah meninggal ketika ia masih kecil.
Newton merupakan orang tidak terlalu taat menjalankan keyakinan agamanya sendiri. Pada perjalanan pulang dari pelayarannya, sementara dia mencoba mengarahkan kapal melalui badai dahsyat, ia mengalami suatu karya penyelamatan dari Tuhan. Ia mencatat dalam jurnalnya, bahwa suatu “kelepasan yang besar”. Ketika semua tampak hilang dan kapal akan pasti tenggelam, dia berseru, “Tuhan, kasihanilah kami.” Kemudian dalam kabin dia merenungkan apa yang telah dia katakan dan mulai percaya bahwa Tuhan telah memanggilnya melalui badai dan rahmat yang mulai bekerja untuk-Nya.
Sejak saat itu dia memutuskan berhenti dari seorang kapten kapal dan memutuskan untuk menjadi seorang pelayan Tuhan. Ia kemudian ditahbiskan oleh Uskup Lincoln dan di angkat menjadi pendeta di Olney, Buckinghamshire.
Gereja yang dlayani John Newton banyak didatangi jemaat untuk menerima pelayanannya, sehingga gereja tersebut harus diperbesar. Dia berkhotbah tidak hanya di Olney, tetapi di bagian lain negara Britania. Pada 1767 penyair William Cowper menetap di Olney, ia dan Newton kemudian menjadi teman sepelayanan.
Cowper membantu Newton dalam pelayanan keagamaan dan mereka tur ke pelbagai tempat. Mereka tidak hanya mengadakan kebaktian rutin mingguan tetapi juga serangkaian pertemuan doa mingguan, yang tujuannya adalah menulis sebuah hymne baru untuk setiap satu minggu. Mereka bekerja sama pada beberapa edisi Hymne Olney yang mencapai popularitas abadi. Edisi pertama, diterbitkan pada 1779, berisi 68 potongan oleh Cowper dan 280 oleh Newton.
Di antara kontribusi Newton yang masih dicintai dan dinyanyikan saat ini adalah “How Sweet the Name of Jesus Sounds” dan ”Glorious Things of Thee Are Spoken” dan tentu lagu hymne sepajang zaman “Amazing Grace.” Lagu Amazing Grace adalah salah satu hymne yang ditulis untuk lagu wajib setiap ibadah mingguan. Selama bertahun-tahun penulis lain telah mengubah dengan menambahkan beberapa bait himne tersebut, namun tetap dikenal dengan judul “Amazing Grace”.
Amazing grace! (how sweet the sound)
That sav’d a wretch like me!
I once was lost, but now am found,
Was blind, but now I see.
’Twas grace that taught my heart to fear,
And grace my fears reliev’d;
How precious did that grace appear,
The hour I first believ’d!
Thro’ many dangers, toils and snares,
I have already come;
’Tis grace has brought me safe thus far,
And grace will lead me home.
The Lord has promis’d good to me,
His word my hope secures;
He will my shield and portion be,
As long as life endures.
Yes, when this flesh and heart shall fail,
And mortal life shall cease;
I shall possess, within the veil,
A life of joy and peace.
The earth shall soon dissolve like snow,
The sun forbear to shine;
But God, who call’d me here below,
Will be forever mine.