HomeMusik & ApresiasiThe Old Rugged Cross

The Old Rugged Cross

KURANG lebih 5 mil di utara Reed City, Michigan, terpancang salib setinggi 3,6 m bertuliskan kata-kata: “The Old Rugged Cross – Home of George Bennard, composer of this beloved hymn” (Salib Kasar Tua – tempat tinggal George Bennard, pencipta lagu kesayangan ini).

The Old Rugged Cross Reed City

Disebut sebagai salah satu lagu gospel hymn yang paling populer di abad ke-20, lagu yang sentimental ini digemari baik di kalangan umat kristiani maupun penyanyi sekuler. Penciptanya, George Bennard dilahirkan di Youngstown, Ohio pada 1873, tak lama seusai Perang Saudara Amerika (Civil War) dalam keluarga seorang pengerja tambang batubara, Kemudian keluarga ini pindah ke Iowa dan di sinilah George Bennard kecil mengenal Kristus melalui pelayanan Bala Keselamatan.

Ia merasa terpanggil untuk menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan. Namun kematian sang ayah saat ia berusia 16 tahun mengubah jalan hidupnya. Rasa tanggung jawab untuk membantu kehidupan ibu dan saudara-saudara perempuannya membuatnya harus bekerja di siang hari. Barulah pada malam hari ada kesempatan baginya untuk menenggelamkan diri di antara buku-buku kesayangannya.

Dengan berlalunya waktu, kehidupan keluarganya membaik. George bisa pindah ke Chicago, menikah dan memulai pelayanannya dalam pasukan Bala Keselamatan. sampai akhirnya ditahbiskan sebagai pendeta Gereja Methodist Episcopal dan menjadi penginjil keliling.

Banyak pelayanan kebangunan rohani dilakukannya terutama di negara bagian Michigan dan di New York. Suatu kali sekembalinya dari pelayanan ke Michigan, ia mengalami pergumulan iman yang berat, yang membuatnya banyak merenung mendalami makna tulisan Rasul Paulus tentang mengambil bagian dalam penderitaan Kristus. Kontemplasi yang menghasilkan pencerahan bahwa salib Kristus bukan sekedar lambang religious, melainkan merupakan jantung Injil.

Demikian catatannya: Inspirasi itu muncul suatu hari di tahun 1913, ketika saya berada di Albion, Michigan. Saya mulai menuliskan “The Old Rugged Cross”. Mula-mula lagunya. Syairnya berulang kali saya ubah dan sempurnakan. Hasil akhirnya adalah kata-kata yang Tuhan taruhkan dalam hati saya sebagai jawaban atas pergumulan pribadi saya. Saat itu saya melihat Kristus yang di salib, bagaikan Yoh 3:16 muncul dari huruf-huruf cetakan dan mewujudkan diri, menuntaskan penebusan manusia, menggenapi karya keselamatan yang Allah rencanakan.

Meskipun kita sadar bahwa salib bukanlah apa-apa tanpa Kristus yang pernah terpancang di atasnya, namun tak dapat disangkal bahwa salib di akui secara universal sebagai lambang yang mengingatkan kita semua akan kasih Allah yang menyelamatkan. Dan 7 Juni 1913 untuk pertama kalinya lagu ini diperkenalkan di gereja di Pokagon, Michigan.

George Bennard pun mengirim copy lagu ciptaannya kepada Charles Gabriel, seorang penulis lagu hymn terkemuka pada zaman itu. Komentarnya: sungguh sebuah lagu yang akan mendunia. Memang setelah dinyanyikan dalam sebuah konven akbar di Chicago dengan cepat lagu ini mendapat tempat di hati para pendengar dan tersebar kemana-mana:

On a hill far away stood an old rugged cross
The emblem of suffering and shame
And I love that old cross where the dearest and best
For a world of lost sinners was slain

So I”ll cherish the old rugged cross
Till my trophies at last I lay down
I will cling to the old rugged cross
And exchange it someday for a crown

O that old rugged cross , so despised by the world
Has a wondrous attraction for me
For the dear Lamb of God left His glory above
To bear it to dark Calvary

In the old rugged cross, stained with blood so divine
A wondrous beauty I see
For ‘twas on that old cross Jesus suffered and died
To pardon and sanctify me

To the old rugged cross I will ever be true
Its shame and reproach gladly bear
Then He’ll call me some day to my home far away
Where His glory forever I see

Dari 1925 sampai 1960, lagu ini merupakan gospel hymn paling favorit di Amerika. Bennard setia melayani dalam penginjilan sampai 40 tahun lagi dan menulis beberapa lagu hymn yang lain, meskipun tidak begitu dikenal seperti The Old Rugged Cross.

George Beverly Shea, penyanyi bersuara bass yang sering memdampingi Billy Graham dalam penginjilannya mempunyai kesan tersendiri terhadap George Bennard: “Saya ingat betul, berkali-kali berjumpa dengan beliau pada Konperensi Alkitab di Winona Lake, Indiana. . . Kotbahnya bagus dan kadang-kadang diselingi nyanyian. Meskipun suaranya biasa saja, dan bukan seorang yang belajar vocal, namun perasaan dan ekspresinya sangat bagus. Hati saya sangat tersentuh ketika beliau menyanyikan The Old Rugged Cross. Sungguh seorang yang luar biasa, pria bertubuh kecil, pendek, berkacamata dengan rambut panjang yang sudah memutih. . .

Pada 9 Oktober 1958, dalam usia 85 tahun, Tuhan memanggilnya pulang ke rumah Bapa. Tiba saat bagi George Bennard menukarkan Salib dengan mahkota (exchange the cross for a crown). Yamuger (1982) menterjemahkan lagu ini dengan judul Nun di Bukit yang jauh (Nyanyian Kidung Baru no. 83):

Nun di bukit yang jauh, tampak kayu salib
Lambang kutuk nestapa, cela
Salib itu tempat Tuhan Mahakudus
Menebus umat manusia

Refr :
Salib itu kujunjung penuh
Hingga tiba saat ajalku
Salib itu kurangkul teguh
Dan mahkota kelak milikku

(Ny. Na Kiem Hwie)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments